Tuesday 15 February 2011

Tips #1 : Memilih Perusahaan Sekuritas


Pengirim email tersebut di atas adalah pemula dan akan menjadikan Mandiri Sekuritas sebagai broker transaksi sahamnya.

Untuk menjawab yang ditanyakan pengirim email tersebut, saya akan sedikit cerita berbagai hal disini.

Pasar saham adalah pasar yang terorganisasi secara legal melalui sebuah bursa. Di Indonesia, bursa itu dinamakan Bursa Efek Indonesia atau disingkat BEI. Bursa mempunyai berbagai macam perangkat pendukung, yaitu pengelola bursa (dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia), anggota bursa (perusahaan sekuritas dan perangkat pendukungnya) dan otoritas pengawas bursa (dalam hal ini Bapepam LK).

Untuk bisa melakukan transaksi saham di BEI, anda harus menjadi nasabah sebuah perusahaan sekuritas atau juga disebut broker. Perusahaan ini berfungsi menjembatani transaksi saham antara investor dan BEI. Pada saat ini ada banyak sekali sekuritas yang menjadi anggota BEI. Jadi pastikan anda memilih broker yang telah terdaftar secara resmi di BEI.

Setelah membuka rekening di perusahaan sekuritas, anda akan diminta untuk menyetor sejumlah uang di rekening bank atas nama perusahaan sekuritas tersebut. Setelah dana anda efektif maka anda baru bisa melakukan transaksi saham.

Mudah bukan? Sebelum anda memutuskan siapa broker saham anda, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal seperti:


1. Pastikan perusahaan sekuritas yang akan anda pilih telah mendapat ijin dari BEI. Bila anda ragu tentang sebuah perusahaan sekuritas, bisa anda tanyakan secara langsung ke BEI atau cek ke website BEI. Penting untuk anda ketahui bahwa di dunia keuangan Indonesia terdapat banyak istilah perusahaan broker. Yang jelas broker dapat dibedakan dari otoritas yang mengaturnya. Jika broker tersebut beroperasi terkait dengan perdagangan saham dan obligasi, perdagangan berjangka, otoritas yang mengatur mereka adalah Bapepam LK. Jika operasional broker terkait dengan transaksi valuta asing antar bank, otoritas yang mengatur adalah Bank Indonesia.



2. Jumlah setoran minimal. Saat ini banyak perusahaan sekuritas mematok setoran minimal yang lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya Rp 5 juta. Tujuan mereka adalah merangsang lebih banyak lagi anggota masyarakat untuk tertarik melakukan investasi di pasar saham. Beberapa sekuritas papan atas yang tadinya mematok minimal setoran dana sejumlah Rp 50 juta juga menurunkan hingga mencapai Rp 10 juta. Jika anda seorang pemula yang ingin belajar bertransaksi saham, mungkin ada baiknya memilih perusahaan sekuritas yang mematok jumlah setoran awal yang relatif rendah, misalnya Rp 5 juta.

3. Besarnya komisi transaksi. Perusahaan sekuritas mendapatkan pendapatan dari komisi transaksi saham yang anda lakukan. Besarnya komisi sangat variatif. Komisi transaksi beli sekitar 0,2-0,3 persen. Sedangkan komisi transaksi jual sekitar 0,3-0,4 persen. Komisi jual lebih besar dibandingkan dengan beli karena adanya unsur pajak. Ada juga sekuritas yang menerapkan komisi minimal yang harus ditanggung oleh nasabah. Besarnya komisi ini akan mempengaruhi strategi transaksi anda. Bila anda akan sering melakukan melakukan trading harian, maka carilah perusahaan sekuritas yang memiliki struktur biaya komisi yang rendah. Meskipun demikian, tetaplah cari perusahaan sekuritas yang bonafide, bukan asal murah komisi saja.

4. Apakah perusahaan sekuritas memberikan rekomendasi atau analisa saham perusahaan tertentu yang diperkirakan akan hot? Biasanya perusahaan sekuritas yang cukup besar (biasanya dengan biaya komisi yang relatif mahal dan setoran minimal yg tinggi pula) mampu memperkerjakan analis saham yang handal yang dapat membantu anda dalam menganalisa saham.

5. Apakah transaksi saham dapat dilakukan secara online atau melalui account manager? Jika anda suka mengutak-utik harga bid-offer saham, ada baiknya anda mencari perusahaan sekuritas yang menawarkan transaksi secara online. Hal ini juga bermanfaat bila anda sering berada diluar kantor sehingga transaksi bisa dilakukan secara online melalui smartphone anda.

6. Apakah perusahaan sekuritas menawarkan fasilitas margin dan seberapa mahal biayanya? Dengan fasilitas margin ini, maka anda dapat melakukan transaksi dengan jumlah yang beberapa kali lipat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang yang anda setor di rekening sekuritas. Pemakaian margin ini biasanya ada biayanya. Anda harus berhati-hati dengan margin ini, jangan sampai terjebak dengan fasilitas margin.

7. Nama besar perusahaan sekuritas tersebut. Misalnya Mandiri sekuritas, adalah sebuah anak perusahaan dari Bank Mandiri. Anda pasti sudah tahu bahwa Bank Mandiri adalah sebuah nama besar di perbankan Indonesia, setidaknya Mandiri Sekuritas akan menjaga nama besar induknya dalam berbisnis.

8. Kualitas pelayanan. Pada saat awal-awal belajar investasi saham, biasanya anda akan memilih perusahaan sekuritas yang menawarkan komisi rendah, setoran minimal yang rendah pula. Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan semakin banyaknya jumlah modal anda yang terkumpul, biasanya anda akan mencari perusahaan sekuritas yang mampu memberikan pelayanan yang mumpuni. Kualitas pelayanan ini biasanya mencakup tersedianya account manager, stabilitas sistem transaksi online, cakupan analisa saham yang beragam, pilihan instrumen investasi yang bervariasi (misalnya obligasi).

Pertama kali saya berkenalan dengan perusahaan sekuritas adalah pada saat diselenggarakan pameran pasar modal di Jakarta pada beberapa tahun lalu. Saya tertarik dengan sebuah sekuritas yang menawarkan cara transaksi saham secara online melalui internet. Pada saat itu, mungkin hanya perusahaan sekuritas itu saja yang telah mempunyai platform transaksi saham secara online. Faktor lain yang sangat menarik adalah setoran dana awal yang relatif sangat rendah dan komisi yang sangat murah dibandingkan dengan perusahaan sekuritas lainnya. Langsung saja saya mendaftarkan diri dan kurang dari seminggu saya sudah dapat bertransaksi saham secara online dan kebetulan juga dapat meraih untung yang lumayan besar. Sejak itu saya benar-benar ketagihan bertransaksi saham secara online dan melototin pergerakan harga saham yang tersaji secara menarik di layar laptop. Saat ini hal tersebut tidak terbatas dilakukan melalui laptop saja namun juga bisa melalui smartphone. Demikian mudahnya bertransaksi saham.

Seiring dengan berjalannya waktu dan juga bertambahnya jumlah dana yang terpakai untuk investasi saham, saya mulai mengenal gaya bertransaksi secara long-term. Untuk memenuhi kebutuhan gaya investasi dengan horizon jangka panjang tersebut, saya mulai mencari perusahaan sekuritas yang lebih besar dan kuat dari sisi permodalan. Terus terang saya tidak mau capek-capek menganalisa permodalan dari semua perusahaan sekuritas yang ada. Praktisnya,saya cari perusahaan sekuritas yang masih berbau BUMN dengan asumsi bahwa secara historis jarang sekali terdapat perusahaan BUMN yang dibiarkan kolaps oleh pemerintah, kecuali dalam kondisi yang sangat memaksa. Asumsi saya bisa saja salah, tapi so-far saya masih percaya dengan asumsi itu. Setelah menimbang faktor kedekatan lokasi kantor perusahaan sekuritas dengan kantor saya, pilihan saya jatuh pada sebuah perusahaan sekuritas yang berlokasi di seputaran jalan medan merdeka, jakarta pusat.

Bagaimana pengalaman anda memilih sekuritas?

Semoga dapat bermanfaat.
Baca Selengkapnya......

Sebuah Pertanyaan Yang Bagus


Suatu ketika, saya baca email dari seseorang seperti ini :

saya tertarik dan baru belajar tentang saham. saya baca komen anda
tentang saham, kebetulan liat alamat email anda. Mau nanya gimana tips
bermain saham lewat mandiri sekuritas? Apa untung dan ruginya? Katanya
sekarang bisa modal dgn 5 jt. Trims atas pencerahannya.

Pertanyaan yang bagus dan membutuhkan jawaban yang relatif cukup panjang.
Terus terang saya sering mendapat pertanyaan yang serupa mengenai bagaimana tips bermain atau investasi saham. Pada awal-awalnya saya sering langsung menjawab pertanyaan tersebut, namun lama kelamaan saya kewalahan juga kalau harus mengetik ulang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang serupa. Untuk itu, saya akan mencoba menuliskan berbagai Tips secara berseri dalam blog ini supaya dapat dibaca oleh lebih banyak orang yang kebetulan membutuhkan jawaban yang sama.

Semoga dapat bermanfaat.
Baca Selengkapnya......

Sunday 13 February 2011

Investasi Kura-kura

Tulisan yang cukup bagus dari Elvyn G Masassya di Harian Kompas 13 Februari 2011.

Tulisan ini bukan bermaksud membahas hewan kura-kura yang jalannya amat lamban. Tetapi, mengulas investasi yang hasilnya amat lamban, alias mirip kura-kura. Tapi, kura-kura yang lamban bukan berarti selamanya jelek. Bagaimana maksudnya?

Setiap investor pasti menginginkan investasinya membuahkan hasil yang besar. Semakin besar hasil investasi, semakin menarik bagi investor. Dan kalau bisa, investasi tersebut tidak memiliki risiko. Jadi, imbal hasil besar, tapi minim risiko. Adakah investasi semacam itu?
Jawaban konkretnya, investasi seperti itu hanya ada dalam brosur-brosur penawaran investasi. Namun, sepanjang sejarah peradaban manusia, belum pernah ada investasi yang bisa memberikan return tinggi dengan risiko rendah. Itu sebabnya, di semua sekolah keuangan dan investasi ada istilah ”high return, high risk”. Imbal hasil berbanding lurus dengan risikonya. Semakin besar ekspektasi terhadap imbal hasil, semakin tinggi pula risiko yang melekat dalam investasi dimaksud.

Moral ceritanya adalah jangan pernah bermimpi memperoleh imbal hasil investasi yang tinggi secara seketika, kecuali Anda berkenan menanggung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, imbal hasil investasi mestinya dicapai secara bertahap. Boleh saja agak ”lamban”, tapi secara pasti imbal hasil besar akan Anda peroleh. Seperti apa caranya?


Seperti layaknya mengendarai mobil menuju suatu lokasi. Anda pasti sudah mengenal karakter mobil Anda, apakah sering mogok atau memang kelas mobil balap atau mobil kebanyakan. Jika Anda memiliki mobil balap, pasti kemampuan Anda mengendarai mobil luar biasa dan di atas rata-rata pengendara lain. Kecuali, kebetulan Anda memiliki uang banyak dan mampu membeli mobil balap. Kalau seperti ini, tetap saja mobil balap Anda tidak bisa dipacu atau Anda akan mengalami kecelakaan karena, maaf, kemampuan menyetir Anda belum memadai untuk mengendarai mobil balap.

Demikian pula dengan investasi. Anda tidak akan pernah sukses berinvestasi jika tidak memahami karakter jenis investasi yang dipilih. Atau, Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai investasi dimaksud. Jadi, imbal hasil yang diinginkan, sebagai analogi tujuan dari ”mengendarai” investasi, sangatlah bergantung dari pengetahuan Anda tentang investasi tersebut, bukan sekadar karena punya banyak uang untuk diinvestasikan.

Tujuan investasi

Dengan metafora seperti itu, langkah awal dalam berinvestasi adalah pastikan tujuan berinvestasi dan pastikan Anda memahami jenis investasi yang akan dipilih. Lalu, berapa lama tujuan investasi itu akan dicapai. Apakah Anda akan menggunakan kendaraan investasi ala ”kura-kura” atau investasi ala ”mobil balap”. Jika Anda tergolong investor pemula, maka investasi ala ”kura-kura” bukan berarti lebih jelek ketimbang investasi ala ”mobil balap”. Lantas, bagaimana wujud investasi ala ”kura-kura” dan bagaimana pula investasi ala ”mobil balap”?

Investasi ala ”kura-kura” adalah investasi yang konservatif. Tetapi bukan berarti seluruh dana yang Anda miliki mesti ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka. Anda tetap bisa memilih produk-produk yang tersedia di pasar modal, seperti saham, obligasi ritel, maupun reksa dana. Hanya saja, pilihan pada produk tersebut mesti dilakukan secara selektif dan perilaku Anda dalam berinvestasi juga mesti alon-alon. Artinya, kalau membeli saham bukan dimaksudkan untuk ”beli hari ini jual besok”. Tidak perlu secepat itu, seperti ”mobil balap”. Anda beli beberapa saham yang fundamentalnya baik. Lalu targetkan untuk memperoleh capital gain dalam persentase tertentu, misalnya naik 15-20 persen dalam setahun. Maka jual kembali saham tersebut setelah capital gain itu tercapai.

Demikian juga dengan reksa dana dan obligasi ritel. Tujuan Anda berinvestasi bukanlah untuk ”berdagang”, melainkan mengharapkan imbal hasil tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama. Dengan pola seperti ini, investasi Anda akan lebih minim risikonya dan tujuan mencapai imbal hasil memadai relatif akan tercapai.

Mobil balap

Sementara, investasi ala “mobil balap” adalah investasi agresif. Investasi jenis ini memungkinkan investor mencapai tujuan secara cepat, tetapi berpeluang mengalami kecelakaan. Contoh konkretnya adalah, jika berinvestasi di saham, karakter-nya adalah saham untuk trading. Dan belum tentu memiliki fundamental bagus, melainkan lebih didasarkan atas pergerakan harga saham. Lebih mengerikan lagi, investasi ala ”mobil balap”, terkadang tidak didasari oleh logika investasi. Misalnya, ikut serta dalam investasi money game dan lain sebagainya karena semata-mata tergiur dengan investasi yang ditawarkan oleh kalangan tertentu. Padahal itu belum tentu investasi, melainkan upaya tipu menipu belaka.

Dari paparan di atas jelas, jika Anda tergolong investor pemula dan masih dalam tahap pembelajaran berinvestasi, sebaiknya tidak mencoba-coba melakukan investasi ala ”mobil balap”. Akan jauh lebih baik berinvestasi secara perlahan, lebih konservatif. Walaupun imbal hasil yang diperoleh tidak terlalu besar, tapi investasi yang Anda lakukan akan sampai pada tujuan.

Lantas, bagaimana portofolio investasi ala ”kura-kura”? Bisa dimulai dengan menempatkan komposisi konservatif, yakni 30 persen dalam bentuk tabungan/deposito, lalu 50 persen di obligasi ritel dan reksa dana, sisanya yang 20 persen boleh di saham. Selanjutnya, penempatan deposito itu sendiri sebaiknya dilakukan di bank yang berskala besar. Sementara untuk obligasi ritel tentunya yang diterbitkan oleh pemerintah. Sedangkan untuk reksa dana dapat dimulai dengan reksa dana fixed income yang dikeluarkan oleh manajer investasi berskala besar.

Terakhir untuk saham, tujuan pembeliannya adalah untuk dipegang dalam kurun waktu yang cukup lama. Anda cukup membeli beberapa saham saja dan kemudian biarkan harganya bertumbuh, sampai suatu ketika Anda jual kembali setelah mengalami kenaikan harga sekitar 15 persen.

Selamat berinvestasi.

Baca Selengkapnya......

Selamat Tahun Baru 2011


Memang benar apa yang dikatakan orang bijak. Waktu berjalan dengan cepatnya, melibas berbagai dimensi yang dikenal oleh manusia. Baru kemarin rasanya saya merayakan tahun baru 2010, eh sekarang sudah masuk tahun 2011. Apalagi saat ini sudah menginjak pertengahan bulan Februari 2011.

Saya mengucapkan selamat tahun baru kepada anda semua, semoga dengan tahun baru ini menjadikan kita semua manusia baru yang memberikan kontribusi secara positif bagi diri sendiri, keluarga, perusahaan, kantor, rakyat, negara dan sebagainya.

Alhamdulilah, tahun lalu ada dua target hidup saya yang dapat saya capai. Pertama saya dapat dengan disiplin menabung dan belajar serta praktek investasi yang sangat menguntungkan. Kedua, dan ini yang sangat berkesan bagi diri saya, adalah berhenti merokok. Yes, akhirnya saya dapat berhenti dari kebiasaan yang katanya kurang baik itu.

Usaha berhenti merokok memang tidak mudah. Namun keberhasilan ini memberikan kepercayaan diri yang besar bagi saya untuk berani mencoba melakukan hal-hal lain yang sebelumnya mungkin merupakan hal yang tidak mungkin bagi saya.

Untuk bidang investasi, tahun 2011 ini akan saya manfaatkan untuk memperlebar instrumen investasi portofolio keluarga saya. Kebetulan dari hasil investasi tahun lalu, jumlah total portofolio investasi melonjak sangat besar. Saat ini saya sudah membuka rekening di sebuah sekuritas yang dapat dipakai untuk mengelola setidaknya dua instrumen investasi sekaligus.

Sekali lagi, selamat tahun baru dan semoga Allah SWT berkenan memberikan petunjukNya kepada kita semua, amin. Baca Selengkapnya......
Related Posts with Thumbnails