Sunday 6 March 2011

Bagaimana Memilih Saham Yang Akan Dibeli?

Setelah anda memilih perusahaan sekuritas, membuka rekening dan menyetor sejumlah dana, anda siap untuk bertransaksi saham.

Kembali ke pertanyaan melalui email yang saya dapat, yang bersangkutan merencanakan akan menyetor dana transaksi sebesar Rp 5 juta. Tentunya anda bisa menyetor dana lebih besar sesuai dengan kemampuan anda. Satu hal yang paling penting adalah uang yang akan diinvestasikan ke saham bukan merupakan uang yang akan dibutuhkan dalam waktu dekat. Sebaiknya uang tersebut merupakan uang yang benar-benar tidak akan anda gunakan dalam 1 atau 2 tahun mendatang ini. Anggap saja uang itu akan hilang sebagai biaya sekolah untuk dapat ilmu investasi saham.



Nah dengan uang sebesar Rp 5 juta tadi, kita akan coba bantu memilihkan saham yang akan dibeli oleh bapak pengirim email ke saya itu.



Pengalaman saya dulu waktu baru mulai belajar investasi saham, saya benar2 bingung memilih saham mana yang akan saya beli. Memang dari buku2 investasi saham, banyak dibilang harus melakukan analisa fundamental dan teknikal. Saya pikir kok ribet amat ya. Karena malas melakukan analisa, saya membeli saham hanya mendasarkan pada rekomendasi teman-teman yang juga investasi saham.

Saya ingat waktu itu, ada saham yang berinisial BUMI yang benar2 populer di kalangan investor. Saya juga ikut2an membeli saham BUMI. Harga saham BUMI memang sempat meroket dan saya mendapat keuntungan yang sangat besar. Tapi tampaknya keberuntungan tidak memihak kepada teman2 saya yang kebetulan juga ikut2an membeli BUMI. Pada saat harga saham BUMI jatuh, mereka mengalami rugi yang cukup besar.
Belajar dari pengalaman teman2 saya itu, saya mulai mencoba untuk melakukan analisa fundamental dan teknikal sederhana pada berbagai saham. Saya akui memang analisa fundamental itu relatif kompleks dan memakan waktu yang tidak sedikit. Untuk analisa teknikal masih relatif lebih mudah untuk dilakukan.

Karena saya jarang ada waktu luang untuk melakukan analisa fundamental, saya mencoba mencari cara lain untuk mendapatkan kandidat daftar saham-saham yang layak untuk ditransaksikan.

Kalau anda perhatikan secara seksama, dari sekitar 400-an perusahaan publik yang menjual sahamnya di BEI, ada 45 perusahaan yang sahamnya memenuhi beberapa kriteria BEI untuk disebut sebagai saham likuid. Pergerakan harga dari 45 saham tersebut dirangkum dalam sebuah indeks yang biasa disebut indeks LQ45.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebuah saham untuk bisa masuk dalam indeks LQ45adalah merupakan saham dari 60 perusahaan yang mempunyai kapitalisasi pasar terbesar selama 12 bulan, merupakan 60 perusahaan dengan jumlah transaksi tertinggi selama 12 bulan, telah diperdagangkan di BEI setidaknya selama 3 bulan, mempunyai kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan yang baik, mempunyai nilai dan frekuensi transaksi yang tinggi. Indeks LQ45 diumumkan secara resmi oleh BEI.

Saya pikir saham-saham yang ada di indeks LQ45 adalah saham yang dapat dipertimbangkan lebih lanjut. Disini saya tidak mengatakan bahwa saham yang tidak termasuk dalam LQ45 tidak layak untuk dipertimbangkan untuk dibeli. Bisa saja saham-saham diluar LQ45 jauh lebih bagus perkembangan harganya karena masih jarang investor lain melirik saham dimaksud.

Nah setelah kita tahu saham mana saja yang masuk ke indeks LQ45, baru kita cari tahu informasi lain seperti nilai kapitalisasi pasarnya, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share). Setelah itu baru kita lihat aspek teknikalnya, untuk mencari tahu kapan kita dapat mulai membeli atau kapan untuk mulai melakukan ambil untung atau juga cut-loss.

Oh ya, satu hal lagi, asumsi dana yang ada khan cuma Rp 5 juta, jadi kita juga harus mencari saham yang harganya masih dalam jangkauan modal kita.

Sebagai informasi, pembelian saham biasanya dihitung dalam satuan lot. Satu lot saham berjumlah 500 lembar saham. Jadi kalau harga saham misalnya Rp 5000, maka minimal saham yang akan dibeli berjumlah 500 x Rp 5000 atau sebesar Rp 2.500.000,- (ditambah komisi untuk perusahaan sekuritas).

Mari kita mulai analisa secara sederhana.

Pertama kita cari nilai kapitalisasi pasar dari tiap saham yang ada di indeks LQ45. Nilai kapitalisasi pasar bisa anda dapatkan dari perkalian harga pasar saham dan jumlah saham yang beredar di bursa.

Saya sudah coba cari informasi nilai kapitalisasi pasar dari berbagai sumber, termasuk dari IDX. Setelah itu, berbagai saham tersebut saya urut/ranking berdasarkan kapitalisasi pasar. Selain kapitalisasi pasar, data lain yang saya pakai untuk mempertimbangkan pembelian saham adalah data PER atau Price Earning Ratio. Banyak pihak berpendapat penggunaan PER dapat menyesatkan. Namun demikian, PER tetap bermanfaat untuk membantu kita memilih saham yang akan kita beli.

Saya telah melakukan riset kecil dengan berdasarkan harga penutupan tanggal 3 Maret 2011, dengan hasil seperti tersebut dibawah. Mohon diingat bahwa meskipun saya telah berusaha mendapatkan data yang paling akurat, namun demikian bisa saja data tersebut salah dan oleh karena itu dapat menyesatkan. Mohon kiranya anda dapat menggunakannya dengan bijaksana.



Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa saham yang layak untuk dikoleksi adalah (dengan mempertimbangkan modal Rp 5 juta): BCA, Telkom, Bank Mandiri, BRI, Perusahaan Gas Negara, dan Adaro Energy.

Wah masih banyak juga ya kandidat saham yang akan dibeli. Untuk membantu meranking saham mana yang patut dipertimbangkan lebih jauh, kita menggunakan bantuan angka PER. Dari angka PER, ranking tertinggi dan seterusnya adalah saham Perusahaan Gas Negara, Telkom, BRI, Mandiri, BCA dan Adaro.

Dengan modal Rp 5 juta, anda dapat membeli saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) sebanyak 2 lot (1000 lembar) dan masih menyisakan sedikit dana untuk pembelian saham lainnya (dengan asumsi harga saham PGAS pada tanggal 3 Maret 2001 sebesar Rp 3550 per lembar saham).

Sebelum anda memutuskan membeli saham PGAS tersebut, ada baiknya kita lihat aspek teknikalnya.



Pertama, kita lihat dulu volume perdagangan saham PGAS yang dari grafik terlihat cukup tinggi dan sangat aktif. Sejak April 2008 hingga Maret 2011, rata-rata bergerak 14 harian volume tidak kurang dari 17,2 juta lembar atau sekitar 34.400 lot. Pada awal Maret 2011 ini, rata-rata bergerak 14 harian mencapai 60,9 juta saham atau sekitar 122 ribu lot.

Kedua, pergerakan harga PGAS sejak 28 Oktober 2008 hingga 4 Desember 2009 cenderung bergerak menguat dari Rp1100 hingga Rp4150. Namun demikian tren penguatan harga tersebut kemudian mengalami pelemahan dan menabrak garis support di titik harga Rp4000 pada 5 Mei 2010. Selanjutnya harga cukup bergejolak dan mencapai titik harga tertinggi Rp4650 pada tanggal 3 Desember 2010. Harga kemudian melemah tajam hingga mencapai Rp3500 pada 3 Maret 2011. Secara umum, harga PGAS mengalami tren penurunan, dan tren pergerakan terakhir telah mendepresiasi harga PGAS sebesar 23,3%.



Kenapa harga saham PGAS mengalami penurunan? Hal ini dengan mudah bisa di-googling untuk mendapatkan informasi permasalahan yang mendera PGAS. Jika anda melihat penurunan harga saham PGAS ini merupakan sebuah kesempatan untuk meraih keuntungan di kemudian hari dan yakin bahwa masalah yang mendera PGAS dapat diatasi, tampaknya saham PGAS pantas untuk mulai dikoleksi. Ibarat pedagang, akan lebih baik melakukan penimbunan barang dagangan pada saat harga turun. Kalau harga sudah merambat naik, anda akan mulai tersenyum lebar. Kalau sebaliknya, tinggal dilakukan cut-loss.

Analisa yang sama dapat dilakukan untuk saham Telkom, BRI, Mandiri, BCA dan Adaro.
Kalau misalnya semua saham tersebut di atas tidak menarik buat anda, anda dapat memulai melihat saham2 di urutan 20 besar kapitalisasi pasar di LQ45, dan seterusnya. Intinya, masih banyak kesempatan untuk mendulang uang di bursa saham.
Kalau anda memerlukan daftar saham beserta analisanya dalam format excel, silahkan kirim email kepada saya.

Kira-kira begitulah cara mudah saya mencari saham yang akan saya pertimbangkan untuk dibeli. Mungkin metode ini tidak ilmiah dan menyesatkan, tapi setidaknya it works for me.

Bagaimana dengan metode yang anda lakukan? Bolehlah bagi-bagi ide anda disini. Terima kasih sebelumnya.

Semoga dapat bermanfaat.

Baca Selengkapnya......
Related Posts with Thumbnails