Saturday 6 August 2011

Masalah Utang Amerika Bikin Saham Rontok

Sumber: New York Times edisi 5 Agustus 2011

Seperti biasanya, Amerika Serikat membuat ulah kembali dengan memunculkan masalah utang yang bertambah semakin besar. Ibarat orang yang sudah ketagihan utang, Amerika Serikat sudah terkena debt trap, atau istilah awamnya gali lubang tutup lubang, masalahnya lubang hutang AS ini semakin besar, jauh lebih besar dibanding dengan kemampuan negara itu menghasilkan barang dan jasa. Jadi kalau disamakan dengan sebuah perusahaan, sebenarnya dapat dikatakan AS sudah bangkrut.


Pernahkah anda berhubungan dengan saudara atau teman atau siapa saja yang meminta pinjaman kepada anda yang ternyata pada akhirnya anda sadar bahwa saudara anda tersebut sudah bermasalah dengan utang dan tidak mampu lagi mengembalikan hutangnya? Yang akan terjadi adalah mengumbar janji untuk mengembalikan utangnya dan sekaligus meminta utang baru lagi.
Masalah utang-piutang ini sulit untuk diselesaikan karena dua belah pihak pasti akan ngotot mempertahankan kepentingannya. Kreditur, atau pihak yang memberi utang, akan ngotot supaya uangnya kembali dengan selamat. Di sisi lain, debitur, atau pihak yang menerima utang, akan ngotot tidak mau merubah cara hidupnya (ingat di Yunani banyak terjadi resistensi rakyatnya terhadap prgram pemotongan anggaran). Ya itulah cerita tragis utang-piutang yang biasanya akan sulit dicari penyelesaiannya tanpa menimbulkan masalah baru lainnya.

Nah masalah utang AS ini juga menyeret emosi pelaku pasar saham dan obligasi di seluruh dunia. Jika peringkat utang AS akan diturunkan, maka investor di seluruh dunia harus kembali menata ulang portofolionya supaya tetap mencerminkan tingkat risiko yang dikehendaki. Nah masalahnya dalam upaya menata kembali portofolio investor dimaksud, akan dilakukan secara nyata melalui penjualan berbagai instrumen investasi termasuk saham-saham di Indonesia. Hal ini terlihat sekali beberapa hari ini. Indeks komposit saham langsung turun sekitar 7,8% dan saya perkirakan akan jatuh lebih dalam lagi.

Bagaimana kita akan merespon hal ini?

Saya pribadi mempunyai pendapat bahwa kondisi ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibanding sebelumnya dan jauh-jauh-jauh lebih baik dan lebih prospektif dibanding negara-negara maju termasuk Amerika Serikat. Penurunan indeks saham akan bersifat temporer dan investor akan masuk kembali ke Indonesia membawa uang lebih banyak lagi. Jadi penurunan indeks saham saat ini merupakan peluang emas bagi saya untuk membeli saham-saham unggulan dengan harga yang relatif murah.

Jadi apalagi yang harus ditunggu, silahkan pilih-pilih saham Indonesia sebelum saham itu diborong oleh investor asing.

Oh ya, kalau mau tunggu, saya akan mencoba menunggu indeks terkoreksi sekitar 11,7% (lihat grafik dibawah ini) baru akan melakukan averaging down.

Sumber: Chart Nexus, dianalisis secara teknikal

Silahkan baca Disclaimer
Baca Selengkapnya......

Sunday 24 July 2011

Blog Saham Syariah



Selama ini saya belum pernah memperhatikan mengenai prinsip syariah dalam menginvestasikan dana. Setelah ada berita mengenai fatwa DSN mengenai transaksi saham berprinsip syariah, saya menjadi tertarik untuk mendalami dan sekaligus mempraktekkannya.

Secara umum, prinsip syariah yang diterapkan ke investasi saham jelas membantu menyaring kondisi keuangan perusahaan-perusahaan yang going-public di bursa saham Jakarta.

Memang tidak semua saham yang termasuk dalam daftar efek syariah itu menarik. Bahkan banyak saham tersebut mempunyai tingkat likuiditas transaksi yang agak parah. Hal ini merupakan masalah klasik pada semua instrumen investasi yang berbasis syariah. Mungkin karena berpinsip syariah, maka kebanyakan investornya juga berprinsip buy and hold sampai membutuhkan dana kas.

Dengan berbagai pertimbangan, saya memutuskan untuk berubah haluan dari investasi saham secara bebas menjadi berinvestasi secara syariah di saham dan efek lainnya yang memenuhi kriteria syariah. Keputusan ini secara langsung berdampak pada portofolio investasi saya. Saya harus melikuidasi berbagai posisi saham yang tidak memenuhi kriteria syariah. Berat memang, karena saham-saham tersebut merupakan saham favorit saya. Tapi apa boleh buat, saya sudah memutuskan secara bulat untuk berinvestasi secara syariah.

Untuk mencatat segala hal yang ada di benak saya tentang investasi saham syariah, saya mencoba menuliskan semua hal tersebut di blog Saham-saham Syariah.

Semoga anda semua berkenan mampir ke blog tersebut.
Baca Selengkapnya......

Tuesday 28 June 2011

Unilever, 27 Juni 2011: Failed bullish



Pada pengamatan sebelumnya, saya memperkirakan harga UNVR akan mengalami pelemahan sebelum mengalami penguatan yang signifikan. Namun demikian, perkiraan saya tadi belum terjadi pada periode 19 April 2011 sampai dengan 27 Juni 2011.

Alih-alih melemah, harga UNVR malah ditarik 350 perak hingga mencapai ketinggian Rp 15350. Memang setelah itu ada sebagian pelaku pasar yang memanfaatkan kondisi sedikit bullish ini untuk merealisasikan keuntungan. Harga sempat koreksi hingga Rp 15100.

Penarikan harga 24 Juni 2011 tsb terlihat kurang tenaga jika dibandingkan dengan penarikan harga yang terjadi pada tanggal 19 April 2011 yang menggunakan volume sekitar 3 juta lembar, vs 2,6 juta lembar.

Koreksi harga yang terjadi setelahnya juga relatif dengan volume yang lebih sedikit.

Secara umum, trend harga masih cenderung akan lebih banyak untuk melemah. Namun demikian, harga akan bermain di kisaran Rp 14900-15400.

Saya masih melihat pola harga UNVR cenderung Broadening Bottoms, dimana harga akan bergerak kebawah dahulu baru kemudian akan melakukan strong breakout.

Pola tersebut kemungkinan akan terjadi pada horizon jangka menengah hingga panjang (1 tahun). Baca Selengkapnya......

Saturday 18 June 2011

Unilever 16 Juni 2011: Siap2 belanja



Dari bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juni 2011, UNVR mencatat point harga tertinggi 2 kali, yaitu pada tanggal 28 Juni 2010 pada titik harga Rp 18.900,- dan pada tanggal 14 Oktober 2010 pada level harga Rp 19.200.

Setelah itu, UNVR sepertinya kehilangan tenaga. Harga secara volatile turun menuju titik terendah pada harga Rp 13.900,- pada tanggal 24 Januari 2011.

Harga berupaya naik kembali dari Rp 13.900,- ke level Rp 15.700,- dan diselingi dengan profit taking. Harga kembali menanjak ke level Rp 16.900 pada tanggal 9 Maret 2011, namun demikian harga kembali kehilangan tenaga, terkonfirmasi dengan volume transaksi yang semakin turun.

Secara umum, trend harga masih cenderung melemah. Namun demikian, terlihat banyak pemain yang berjaga di level harga Rp 14.600 an. Support berikutnya adalah di level Rp 13.900 dan Rp 12.600,-.

Pola chart UNVR tampak cenderung Broadening Bottoms. Diperkirakan harga akan bergerak kebawah dahulu baru kemudian akan melakukan breakout ke atas.

Pola tersebut kemungkinan akan terjadi pada horizon jangka menengah hingga panjang (1 tahun). Baca Selengkapnya......

Sunday 6 March 2011

Bagaimana Memilih Saham Yang Akan Dibeli?

Setelah anda memilih perusahaan sekuritas, membuka rekening dan menyetor sejumlah dana, anda siap untuk bertransaksi saham.

Kembali ke pertanyaan melalui email yang saya dapat, yang bersangkutan merencanakan akan menyetor dana transaksi sebesar Rp 5 juta. Tentunya anda bisa menyetor dana lebih besar sesuai dengan kemampuan anda. Satu hal yang paling penting adalah uang yang akan diinvestasikan ke saham bukan merupakan uang yang akan dibutuhkan dalam waktu dekat. Sebaiknya uang tersebut merupakan uang yang benar-benar tidak akan anda gunakan dalam 1 atau 2 tahun mendatang ini. Anggap saja uang itu akan hilang sebagai biaya sekolah untuk dapat ilmu investasi saham.



Nah dengan uang sebesar Rp 5 juta tadi, kita akan coba bantu memilihkan saham yang akan dibeli oleh bapak pengirim email ke saya itu.



Pengalaman saya dulu waktu baru mulai belajar investasi saham, saya benar2 bingung memilih saham mana yang akan saya beli. Memang dari buku2 investasi saham, banyak dibilang harus melakukan analisa fundamental dan teknikal. Saya pikir kok ribet amat ya. Karena malas melakukan analisa, saya membeli saham hanya mendasarkan pada rekomendasi teman-teman yang juga investasi saham.

Saya ingat waktu itu, ada saham yang berinisial BUMI yang benar2 populer di kalangan investor. Saya juga ikut2an membeli saham BUMI. Harga saham BUMI memang sempat meroket dan saya mendapat keuntungan yang sangat besar. Tapi tampaknya keberuntungan tidak memihak kepada teman2 saya yang kebetulan juga ikut2an membeli BUMI. Pada saat harga saham BUMI jatuh, mereka mengalami rugi yang cukup besar.
Belajar dari pengalaman teman2 saya itu, saya mulai mencoba untuk melakukan analisa fundamental dan teknikal sederhana pada berbagai saham. Saya akui memang analisa fundamental itu relatif kompleks dan memakan waktu yang tidak sedikit. Untuk analisa teknikal masih relatif lebih mudah untuk dilakukan.

Karena saya jarang ada waktu luang untuk melakukan analisa fundamental, saya mencoba mencari cara lain untuk mendapatkan kandidat daftar saham-saham yang layak untuk ditransaksikan.

Kalau anda perhatikan secara seksama, dari sekitar 400-an perusahaan publik yang menjual sahamnya di BEI, ada 45 perusahaan yang sahamnya memenuhi beberapa kriteria BEI untuk disebut sebagai saham likuid. Pergerakan harga dari 45 saham tersebut dirangkum dalam sebuah indeks yang biasa disebut indeks LQ45.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebuah saham untuk bisa masuk dalam indeks LQ45adalah merupakan saham dari 60 perusahaan yang mempunyai kapitalisasi pasar terbesar selama 12 bulan, merupakan 60 perusahaan dengan jumlah transaksi tertinggi selama 12 bulan, telah diperdagangkan di BEI setidaknya selama 3 bulan, mempunyai kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan yang baik, mempunyai nilai dan frekuensi transaksi yang tinggi. Indeks LQ45 diumumkan secara resmi oleh BEI.

Saya pikir saham-saham yang ada di indeks LQ45 adalah saham yang dapat dipertimbangkan lebih lanjut. Disini saya tidak mengatakan bahwa saham yang tidak termasuk dalam LQ45 tidak layak untuk dipertimbangkan untuk dibeli. Bisa saja saham-saham diluar LQ45 jauh lebih bagus perkembangan harganya karena masih jarang investor lain melirik saham dimaksud.

Nah setelah kita tahu saham mana saja yang masuk ke indeks LQ45, baru kita cari tahu informasi lain seperti nilai kapitalisasi pasarnya, PER (Price Earning Ratio), EPS (Earning Per Share). Setelah itu baru kita lihat aspek teknikalnya, untuk mencari tahu kapan kita dapat mulai membeli atau kapan untuk mulai melakukan ambil untung atau juga cut-loss.

Oh ya, satu hal lagi, asumsi dana yang ada khan cuma Rp 5 juta, jadi kita juga harus mencari saham yang harganya masih dalam jangkauan modal kita.

Sebagai informasi, pembelian saham biasanya dihitung dalam satuan lot. Satu lot saham berjumlah 500 lembar saham. Jadi kalau harga saham misalnya Rp 5000, maka minimal saham yang akan dibeli berjumlah 500 x Rp 5000 atau sebesar Rp 2.500.000,- (ditambah komisi untuk perusahaan sekuritas).

Mari kita mulai analisa secara sederhana.

Pertama kita cari nilai kapitalisasi pasar dari tiap saham yang ada di indeks LQ45. Nilai kapitalisasi pasar bisa anda dapatkan dari perkalian harga pasar saham dan jumlah saham yang beredar di bursa.

Saya sudah coba cari informasi nilai kapitalisasi pasar dari berbagai sumber, termasuk dari IDX. Setelah itu, berbagai saham tersebut saya urut/ranking berdasarkan kapitalisasi pasar. Selain kapitalisasi pasar, data lain yang saya pakai untuk mempertimbangkan pembelian saham adalah data PER atau Price Earning Ratio. Banyak pihak berpendapat penggunaan PER dapat menyesatkan. Namun demikian, PER tetap bermanfaat untuk membantu kita memilih saham yang akan kita beli.

Saya telah melakukan riset kecil dengan berdasarkan harga penutupan tanggal 3 Maret 2011, dengan hasil seperti tersebut dibawah. Mohon diingat bahwa meskipun saya telah berusaha mendapatkan data yang paling akurat, namun demikian bisa saja data tersebut salah dan oleh karena itu dapat menyesatkan. Mohon kiranya anda dapat menggunakannya dengan bijaksana.



Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa saham yang layak untuk dikoleksi adalah (dengan mempertimbangkan modal Rp 5 juta): BCA, Telkom, Bank Mandiri, BRI, Perusahaan Gas Negara, dan Adaro Energy.

Wah masih banyak juga ya kandidat saham yang akan dibeli. Untuk membantu meranking saham mana yang patut dipertimbangkan lebih jauh, kita menggunakan bantuan angka PER. Dari angka PER, ranking tertinggi dan seterusnya adalah saham Perusahaan Gas Negara, Telkom, BRI, Mandiri, BCA dan Adaro.

Dengan modal Rp 5 juta, anda dapat membeli saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) sebanyak 2 lot (1000 lembar) dan masih menyisakan sedikit dana untuk pembelian saham lainnya (dengan asumsi harga saham PGAS pada tanggal 3 Maret 2001 sebesar Rp 3550 per lembar saham).

Sebelum anda memutuskan membeli saham PGAS tersebut, ada baiknya kita lihat aspek teknikalnya.



Pertama, kita lihat dulu volume perdagangan saham PGAS yang dari grafik terlihat cukup tinggi dan sangat aktif. Sejak April 2008 hingga Maret 2011, rata-rata bergerak 14 harian volume tidak kurang dari 17,2 juta lembar atau sekitar 34.400 lot. Pada awal Maret 2011 ini, rata-rata bergerak 14 harian mencapai 60,9 juta saham atau sekitar 122 ribu lot.

Kedua, pergerakan harga PGAS sejak 28 Oktober 2008 hingga 4 Desember 2009 cenderung bergerak menguat dari Rp1100 hingga Rp4150. Namun demikian tren penguatan harga tersebut kemudian mengalami pelemahan dan menabrak garis support di titik harga Rp4000 pada 5 Mei 2010. Selanjutnya harga cukup bergejolak dan mencapai titik harga tertinggi Rp4650 pada tanggal 3 Desember 2010. Harga kemudian melemah tajam hingga mencapai Rp3500 pada 3 Maret 2011. Secara umum, harga PGAS mengalami tren penurunan, dan tren pergerakan terakhir telah mendepresiasi harga PGAS sebesar 23,3%.



Kenapa harga saham PGAS mengalami penurunan? Hal ini dengan mudah bisa di-googling untuk mendapatkan informasi permasalahan yang mendera PGAS. Jika anda melihat penurunan harga saham PGAS ini merupakan sebuah kesempatan untuk meraih keuntungan di kemudian hari dan yakin bahwa masalah yang mendera PGAS dapat diatasi, tampaknya saham PGAS pantas untuk mulai dikoleksi. Ibarat pedagang, akan lebih baik melakukan penimbunan barang dagangan pada saat harga turun. Kalau harga sudah merambat naik, anda akan mulai tersenyum lebar. Kalau sebaliknya, tinggal dilakukan cut-loss.

Analisa yang sama dapat dilakukan untuk saham Telkom, BRI, Mandiri, BCA dan Adaro.
Kalau misalnya semua saham tersebut di atas tidak menarik buat anda, anda dapat memulai melihat saham2 di urutan 20 besar kapitalisasi pasar di LQ45, dan seterusnya. Intinya, masih banyak kesempatan untuk mendulang uang di bursa saham.
Kalau anda memerlukan daftar saham beserta analisanya dalam format excel, silahkan kirim email kepada saya.

Kira-kira begitulah cara mudah saya mencari saham yang akan saya pertimbangkan untuk dibeli. Mungkin metode ini tidak ilmiah dan menyesatkan, tapi setidaknya it works for me.

Bagaimana dengan metode yang anda lakukan? Bolehlah bagi-bagi ide anda disini. Terima kasih sebelumnya.

Semoga dapat bermanfaat.

Baca Selengkapnya......

Tuesday 15 February 2011

Tips #1 : Memilih Perusahaan Sekuritas


Pengirim email tersebut di atas adalah pemula dan akan menjadikan Mandiri Sekuritas sebagai broker transaksi sahamnya.

Untuk menjawab yang ditanyakan pengirim email tersebut, saya akan sedikit cerita berbagai hal disini.

Pasar saham adalah pasar yang terorganisasi secara legal melalui sebuah bursa. Di Indonesia, bursa itu dinamakan Bursa Efek Indonesia atau disingkat BEI. Bursa mempunyai berbagai macam perangkat pendukung, yaitu pengelola bursa (dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia), anggota bursa (perusahaan sekuritas dan perangkat pendukungnya) dan otoritas pengawas bursa (dalam hal ini Bapepam LK).

Untuk bisa melakukan transaksi saham di BEI, anda harus menjadi nasabah sebuah perusahaan sekuritas atau juga disebut broker. Perusahaan ini berfungsi menjembatani transaksi saham antara investor dan BEI. Pada saat ini ada banyak sekali sekuritas yang menjadi anggota BEI. Jadi pastikan anda memilih broker yang telah terdaftar secara resmi di BEI.

Setelah membuka rekening di perusahaan sekuritas, anda akan diminta untuk menyetor sejumlah uang di rekening bank atas nama perusahaan sekuritas tersebut. Setelah dana anda efektif maka anda baru bisa melakukan transaksi saham.

Mudah bukan? Sebelum anda memutuskan siapa broker saham anda, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal seperti:


1. Pastikan perusahaan sekuritas yang akan anda pilih telah mendapat ijin dari BEI. Bila anda ragu tentang sebuah perusahaan sekuritas, bisa anda tanyakan secara langsung ke BEI atau cek ke website BEI. Penting untuk anda ketahui bahwa di dunia keuangan Indonesia terdapat banyak istilah perusahaan broker. Yang jelas broker dapat dibedakan dari otoritas yang mengaturnya. Jika broker tersebut beroperasi terkait dengan perdagangan saham dan obligasi, perdagangan berjangka, otoritas yang mengatur mereka adalah Bapepam LK. Jika operasional broker terkait dengan transaksi valuta asing antar bank, otoritas yang mengatur adalah Bank Indonesia.



2. Jumlah setoran minimal. Saat ini banyak perusahaan sekuritas mematok setoran minimal yang lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya Rp 5 juta. Tujuan mereka adalah merangsang lebih banyak lagi anggota masyarakat untuk tertarik melakukan investasi di pasar saham. Beberapa sekuritas papan atas yang tadinya mematok minimal setoran dana sejumlah Rp 50 juta juga menurunkan hingga mencapai Rp 10 juta. Jika anda seorang pemula yang ingin belajar bertransaksi saham, mungkin ada baiknya memilih perusahaan sekuritas yang mematok jumlah setoran awal yang relatif rendah, misalnya Rp 5 juta.

3. Besarnya komisi transaksi. Perusahaan sekuritas mendapatkan pendapatan dari komisi transaksi saham yang anda lakukan. Besarnya komisi sangat variatif. Komisi transaksi beli sekitar 0,2-0,3 persen. Sedangkan komisi transaksi jual sekitar 0,3-0,4 persen. Komisi jual lebih besar dibandingkan dengan beli karena adanya unsur pajak. Ada juga sekuritas yang menerapkan komisi minimal yang harus ditanggung oleh nasabah. Besarnya komisi ini akan mempengaruhi strategi transaksi anda. Bila anda akan sering melakukan melakukan trading harian, maka carilah perusahaan sekuritas yang memiliki struktur biaya komisi yang rendah. Meskipun demikian, tetaplah cari perusahaan sekuritas yang bonafide, bukan asal murah komisi saja.

4. Apakah perusahaan sekuritas memberikan rekomendasi atau analisa saham perusahaan tertentu yang diperkirakan akan hot? Biasanya perusahaan sekuritas yang cukup besar (biasanya dengan biaya komisi yang relatif mahal dan setoran minimal yg tinggi pula) mampu memperkerjakan analis saham yang handal yang dapat membantu anda dalam menganalisa saham.

5. Apakah transaksi saham dapat dilakukan secara online atau melalui account manager? Jika anda suka mengutak-utik harga bid-offer saham, ada baiknya anda mencari perusahaan sekuritas yang menawarkan transaksi secara online. Hal ini juga bermanfaat bila anda sering berada diluar kantor sehingga transaksi bisa dilakukan secara online melalui smartphone anda.

6. Apakah perusahaan sekuritas menawarkan fasilitas margin dan seberapa mahal biayanya? Dengan fasilitas margin ini, maka anda dapat melakukan transaksi dengan jumlah yang beberapa kali lipat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang yang anda setor di rekening sekuritas. Pemakaian margin ini biasanya ada biayanya. Anda harus berhati-hati dengan margin ini, jangan sampai terjebak dengan fasilitas margin.

7. Nama besar perusahaan sekuritas tersebut. Misalnya Mandiri sekuritas, adalah sebuah anak perusahaan dari Bank Mandiri. Anda pasti sudah tahu bahwa Bank Mandiri adalah sebuah nama besar di perbankan Indonesia, setidaknya Mandiri Sekuritas akan menjaga nama besar induknya dalam berbisnis.

8. Kualitas pelayanan. Pada saat awal-awal belajar investasi saham, biasanya anda akan memilih perusahaan sekuritas yang menawarkan komisi rendah, setoran minimal yang rendah pula. Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan semakin banyaknya jumlah modal anda yang terkumpul, biasanya anda akan mencari perusahaan sekuritas yang mampu memberikan pelayanan yang mumpuni. Kualitas pelayanan ini biasanya mencakup tersedianya account manager, stabilitas sistem transaksi online, cakupan analisa saham yang beragam, pilihan instrumen investasi yang bervariasi (misalnya obligasi).

Pertama kali saya berkenalan dengan perusahaan sekuritas adalah pada saat diselenggarakan pameran pasar modal di Jakarta pada beberapa tahun lalu. Saya tertarik dengan sebuah sekuritas yang menawarkan cara transaksi saham secara online melalui internet. Pada saat itu, mungkin hanya perusahaan sekuritas itu saja yang telah mempunyai platform transaksi saham secara online. Faktor lain yang sangat menarik adalah setoran dana awal yang relatif sangat rendah dan komisi yang sangat murah dibandingkan dengan perusahaan sekuritas lainnya. Langsung saja saya mendaftarkan diri dan kurang dari seminggu saya sudah dapat bertransaksi saham secara online dan kebetulan juga dapat meraih untung yang lumayan besar. Sejak itu saya benar-benar ketagihan bertransaksi saham secara online dan melototin pergerakan harga saham yang tersaji secara menarik di layar laptop. Saat ini hal tersebut tidak terbatas dilakukan melalui laptop saja namun juga bisa melalui smartphone. Demikian mudahnya bertransaksi saham.

Seiring dengan berjalannya waktu dan juga bertambahnya jumlah dana yang terpakai untuk investasi saham, saya mulai mengenal gaya bertransaksi secara long-term. Untuk memenuhi kebutuhan gaya investasi dengan horizon jangka panjang tersebut, saya mulai mencari perusahaan sekuritas yang lebih besar dan kuat dari sisi permodalan. Terus terang saya tidak mau capek-capek menganalisa permodalan dari semua perusahaan sekuritas yang ada. Praktisnya,saya cari perusahaan sekuritas yang masih berbau BUMN dengan asumsi bahwa secara historis jarang sekali terdapat perusahaan BUMN yang dibiarkan kolaps oleh pemerintah, kecuali dalam kondisi yang sangat memaksa. Asumsi saya bisa saja salah, tapi so-far saya masih percaya dengan asumsi itu. Setelah menimbang faktor kedekatan lokasi kantor perusahaan sekuritas dengan kantor saya, pilihan saya jatuh pada sebuah perusahaan sekuritas yang berlokasi di seputaran jalan medan merdeka, jakarta pusat.

Bagaimana pengalaman anda memilih sekuritas?

Semoga dapat bermanfaat.
Baca Selengkapnya......

Sebuah Pertanyaan Yang Bagus


Suatu ketika, saya baca email dari seseorang seperti ini :

saya tertarik dan baru belajar tentang saham. saya baca komen anda
tentang saham, kebetulan liat alamat email anda. Mau nanya gimana tips
bermain saham lewat mandiri sekuritas? Apa untung dan ruginya? Katanya
sekarang bisa modal dgn 5 jt. Trims atas pencerahannya.

Pertanyaan yang bagus dan membutuhkan jawaban yang relatif cukup panjang.
Terus terang saya sering mendapat pertanyaan yang serupa mengenai bagaimana tips bermain atau investasi saham. Pada awal-awalnya saya sering langsung menjawab pertanyaan tersebut, namun lama kelamaan saya kewalahan juga kalau harus mengetik ulang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang serupa. Untuk itu, saya akan mencoba menuliskan berbagai Tips secara berseri dalam blog ini supaya dapat dibaca oleh lebih banyak orang yang kebetulan membutuhkan jawaban yang sama.

Semoga dapat bermanfaat.
Baca Selengkapnya......

Sunday 13 February 2011

Investasi Kura-kura

Tulisan yang cukup bagus dari Elvyn G Masassya di Harian Kompas 13 Februari 2011.

Tulisan ini bukan bermaksud membahas hewan kura-kura yang jalannya amat lamban. Tetapi, mengulas investasi yang hasilnya amat lamban, alias mirip kura-kura. Tapi, kura-kura yang lamban bukan berarti selamanya jelek. Bagaimana maksudnya?

Setiap investor pasti menginginkan investasinya membuahkan hasil yang besar. Semakin besar hasil investasi, semakin menarik bagi investor. Dan kalau bisa, investasi tersebut tidak memiliki risiko. Jadi, imbal hasil besar, tapi minim risiko. Adakah investasi semacam itu?
Jawaban konkretnya, investasi seperti itu hanya ada dalam brosur-brosur penawaran investasi. Namun, sepanjang sejarah peradaban manusia, belum pernah ada investasi yang bisa memberikan return tinggi dengan risiko rendah. Itu sebabnya, di semua sekolah keuangan dan investasi ada istilah ”high return, high risk”. Imbal hasil berbanding lurus dengan risikonya. Semakin besar ekspektasi terhadap imbal hasil, semakin tinggi pula risiko yang melekat dalam investasi dimaksud.

Moral ceritanya adalah jangan pernah bermimpi memperoleh imbal hasil investasi yang tinggi secara seketika, kecuali Anda berkenan menanggung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu, imbal hasil investasi mestinya dicapai secara bertahap. Boleh saja agak ”lamban”, tapi secara pasti imbal hasil besar akan Anda peroleh. Seperti apa caranya?


Seperti layaknya mengendarai mobil menuju suatu lokasi. Anda pasti sudah mengenal karakter mobil Anda, apakah sering mogok atau memang kelas mobil balap atau mobil kebanyakan. Jika Anda memiliki mobil balap, pasti kemampuan Anda mengendarai mobil luar biasa dan di atas rata-rata pengendara lain. Kecuali, kebetulan Anda memiliki uang banyak dan mampu membeli mobil balap. Kalau seperti ini, tetap saja mobil balap Anda tidak bisa dipacu atau Anda akan mengalami kecelakaan karena, maaf, kemampuan menyetir Anda belum memadai untuk mengendarai mobil balap.

Demikian pula dengan investasi. Anda tidak akan pernah sukses berinvestasi jika tidak memahami karakter jenis investasi yang dipilih. Atau, Anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai investasi dimaksud. Jadi, imbal hasil yang diinginkan, sebagai analogi tujuan dari ”mengendarai” investasi, sangatlah bergantung dari pengetahuan Anda tentang investasi tersebut, bukan sekadar karena punya banyak uang untuk diinvestasikan.

Tujuan investasi

Dengan metafora seperti itu, langkah awal dalam berinvestasi adalah pastikan tujuan berinvestasi dan pastikan Anda memahami jenis investasi yang akan dipilih. Lalu, berapa lama tujuan investasi itu akan dicapai. Apakah Anda akan menggunakan kendaraan investasi ala ”kura-kura” atau investasi ala ”mobil balap”. Jika Anda tergolong investor pemula, maka investasi ala ”kura-kura” bukan berarti lebih jelek ketimbang investasi ala ”mobil balap”. Lantas, bagaimana wujud investasi ala ”kura-kura” dan bagaimana pula investasi ala ”mobil balap”?

Investasi ala ”kura-kura” adalah investasi yang konservatif. Tetapi bukan berarti seluruh dana yang Anda miliki mesti ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka. Anda tetap bisa memilih produk-produk yang tersedia di pasar modal, seperti saham, obligasi ritel, maupun reksa dana. Hanya saja, pilihan pada produk tersebut mesti dilakukan secara selektif dan perilaku Anda dalam berinvestasi juga mesti alon-alon. Artinya, kalau membeli saham bukan dimaksudkan untuk ”beli hari ini jual besok”. Tidak perlu secepat itu, seperti ”mobil balap”. Anda beli beberapa saham yang fundamentalnya baik. Lalu targetkan untuk memperoleh capital gain dalam persentase tertentu, misalnya naik 15-20 persen dalam setahun. Maka jual kembali saham tersebut setelah capital gain itu tercapai.

Demikian juga dengan reksa dana dan obligasi ritel. Tujuan Anda berinvestasi bukanlah untuk ”berdagang”, melainkan mengharapkan imbal hasil tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama. Dengan pola seperti ini, investasi Anda akan lebih minim risikonya dan tujuan mencapai imbal hasil memadai relatif akan tercapai.

Mobil balap

Sementara, investasi ala “mobil balap” adalah investasi agresif. Investasi jenis ini memungkinkan investor mencapai tujuan secara cepat, tetapi berpeluang mengalami kecelakaan. Contoh konkretnya adalah, jika berinvestasi di saham, karakter-nya adalah saham untuk trading. Dan belum tentu memiliki fundamental bagus, melainkan lebih didasarkan atas pergerakan harga saham. Lebih mengerikan lagi, investasi ala ”mobil balap”, terkadang tidak didasari oleh logika investasi. Misalnya, ikut serta dalam investasi money game dan lain sebagainya karena semata-mata tergiur dengan investasi yang ditawarkan oleh kalangan tertentu. Padahal itu belum tentu investasi, melainkan upaya tipu menipu belaka.

Dari paparan di atas jelas, jika Anda tergolong investor pemula dan masih dalam tahap pembelajaran berinvestasi, sebaiknya tidak mencoba-coba melakukan investasi ala ”mobil balap”. Akan jauh lebih baik berinvestasi secara perlahan, lebih konservatif. Walaupun imbal hasil yang diperoleh tidak terlalu besar, tapi investasi yang Anda lakukan akan sampai pada tujuan.

Lantas, bagaimana portofolio investasi ala ”kura-kura”? Bisa dimulai dengan menempatkan komposisi konservatif, yakni 30 persen dalam bentuk tabungan/deposito, lalu 50 persen di obligasi ritel dan reksa dana, sisanya yang 20 persen boleh di saham. Selanjutnya, penempatan deposito itu sendiri sebaiknya dilakukan di bank yang berskala besar. Sementara untuk obligasi ritel tentunya yang diterbitkan oleh pemerintah. Sedangkan untuk reksa dana dapat dimulai dengan reksa dana fixed income yang dikeluarkan oleh manajer investasi berskala besar.

Terakhir untuk saham, tujuan pembeliannya adalah untuk dipegang dalam kurun waktu yang cukup lama. Anda cukup membeli beberapa saham saja dan kemudian biarkan harganya bertumbuh, sampai suatu ketika Anda jual kembali setelah mengalami kenaikan harga sekitar 15 persen.

Selamat berinvestasi.

Baca Selengkapnya......

Selamat Tahun Baru 2011


Memang benar apa yang dikatakan orang bijak. Waktu berjalan dengan cepatnya, melibas berbagai dimensi yang dikenal oleh manusia. Baru kemarin rasanya saya merayakan tahun baru 2010, eh sekarang sudah masuk tahun 2011. Apalagi saat ini sudah menginjak pertengahan bulan Februari 2011.

Saya mengucapkan selamat tahun baru kepada anda semua, semoga dengan tahun baru ini menjadikan kita semua manusia baru yang memberikan kontribusi secara positif bagi diri sendiri, keluarga, perusahaan, kantor, rakyat, negara dan sebagainya.

Alhamdulilah, tahun lalu ada dua target hidup saya yang dapat saya capai. Pertama saya dapat dengan disiplin menabung dan belajar serta praktek investasi yang sangat menguntungkan. Kedua, dan ini yang sangat berkesan bagi diri saya, adalah berhenti merokok. Yes, akhirnya saya dapat berhenti dari kebiasaan yang katanya kurang baik itu.

Usaha berhenti merokok memang tidak mudah. Namun keberhasilan ini memberikan kepercayaan diri yang besar bagi saya untuk berani mencoba melakukan hal-hal lain yang sebelumnya mungkin merupakan hal yang tidak mungkin bagi saya.

Untuk bidang investasi, tahun 2011 ini akan saya manfaatkan untuk memperlebar instrumen investasi portofolio keluarga saya. Kebetulan dari hasil investasi tahun lalu, jumlah total portofolio investasi melonjak sangat besar. Saat ini saya sudah membuka rekening di sebuah sekuritas yang dapat dipakai untuk mengelola setidaknya dua instrumen investasi sekaligus.

Sekali lagi, selamat tahun baru dan semoga Allah SWT berkenan memberikan petunjukNya kepada kita semua, amin. Baca Selengkapnya......
Related Posts with Thumbnails