Sunday 2 May 2010

Ada yang bisa saya bantu?

Sekitar 2 minggu lalu, saya menerima surat elektronik (surel atau email) dari seseorang yang mengaku tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Meskipun tinggal di desa, tampaknya beliau ini seseorang yang berpikiran maju. Bagaimana tidak maju, beliau ini rajin baca-baca blog di internet. Salah satunya adalah blog keloladana ini.

Beliau ini sangat tertarik belajar mengenai bagaimana mengelola uang dengan menginvestasikannya di berbagai instrumen pasar keuangan. Pertanyaan beliau juga cukup detil dan untuk menjawabnya perlu diskusi yang cukup panjang.

Yang ingin saya sampaikan disini adalah betapa saya merasa senang sekali dengan adanya kesempatan dapat membantu beliau atau orang lain yang ingin belajar dan sekaligus mengimplementasikan ilmu ekonomi, keuangan dan investasi.

Jika anda juga ingin belajar dan membutuhkan teman diskusi, saya siap membantu anda.


Sumber: Flickr & Google

Baca Selengkapnya......

Tuesday 20 April 2010

Pelajaran berharga dari kasus Goldman Sachs

Bagi anda yang relatif awam di dunia keuangan internasional, mungkin anda tidak kenal dengan Goldman Sachs.

Terus, apa hubungannya Goldman Sachs dengan pengelolaan uang anda?


Sumber: Google

Di tulisan ini saya akan coba cerita sedikit mengenai Goldman Sachs yang melakukan transaksi yang menghebohkan itu. Selanjutnya akan saya coba sampaikan pelajaran yang sangat berharga yang perlu anda ketahui dalam hubungannya dengan pengelolaan uang atau kekayaan anda.

Siapa Goldman Sachs (GS)?

Saya coba googling gambar Goldman Sachs, kebanyakan yang ada cuman gambar gedung dan beberapa foto pimpinan GS. Ada satu karikatur dari kartunis AS, Ingram Pinn, yang cukup menarik.


Sumber: dailymarkets.com

Berdasarkan berbagai informasi di koran dan sumber berita lain, GS adalah lembaga keuangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan berbisnis di sektor investment-bank dan sekuritas. GS memberikan pelayanan jasa perantara (broker) di pasar modal, pasar uang dan juga melayani pengelolaan kekayaan kepada perusahaan besar, lembaga pensiun, lembaga keuangan internasional lain dan juga high-networth persons (orang kaya banget... Selayaknya sebagai investment bank, GS juga melakukan berbagai macam transaksi keuangan di pasar uang dan pasar modal, baik itu dalam bentuk konvensional maupun transaksi yang lebih rumit seperti derivatif dan structured products.

GS ini bikin heboh di dunia keuangan internasional setelah muncul tuntutan dari SEC (Securities and Exchange Commission), semacam Bapepam-nya AS, yang mengindikasikan GS melakukan penipuan (fraud) dalam transaksi CDO (Collaterized Debt Obligation) yang melibatkan pihak hedge fund RMBS (Residential Mortgage Backed Securities) dan investor CDO. Di kasus ini SEC menuduh GS melakukan penghilangan informasi penting, misleading investors dan misrepresenting product.

Gara-gara berita ini, saham GS langsung direspon negatif. Jatuh hampir 12 persen dalam satu hari.


Sumber: Bloomberg

“Wah... banyak banget istilah yang gue gak ngerti nih...” begitulah dalam hati anda berkata. Tenang bos... istilah-istilah itu memang sangat terasa asing buat kita sebagai orang awam. Tapi inti masalah yang dikemukakan oleh SEC adalah dalam melakukan transaksi pembuatan dan penjualan produk yang bernama CDO itu GS tidak memberikan penjelasan yang memadai kepada investor mengenai produk yang dijual. Hal itu menyebabkan investor mengalami kerugian besar, menurut beberapa sumber berjumlah lebih dari USD 1 milyar. Wah gede juga ya jumlahnya.
Sementara itu, GS mendapatkan fee transaksi sekitar USD 15 juta. Kalau anda mau mengetahui lebih mendalam, beritanya dapat anda lihat di Financial Times.

Apa itu CDO?

CDO ini sebenarnya merupakan salah satu contoh produk turunan dari apa yang disebut orang di pasar keuangan sebagai structured products. Semuanya itu dapat diasosiasikan dengan sesuatu yang rumit, kompleks dan berisiko tinggi.

Kenapa produk keuangan seperti itu ada?

Biasanya karena ada permintaan dari investor itu sendiri yang haus akan keuntungan yang tinggi. Melihat adanya permintaan itu, bank atau lembaga keuangan seperti GS secara kreatif meramu produk-produk keuangan yang menjanjikan keuntungan yang tinggi. Secara alamiah, produk ini mestinya disertai dengan tingkat risiko yang tinggi juga. Hukum yang berlaku adalah high risk high return atau sebaliknya. Tidak ada produk investasi di pasar keuangan yang low risk high return.

So what?

Meskipun kasus transaksi CDO oleh Goldman Sachs tersebut tampaknya tidak menarik buat anda, namun ada beberapa hal cukup bermanfaat untuk kita jadikan sebagai pembelajaran.

Apa itu?

Berinvestasi di pasar uang atau pasar modal, baik secara langsung maupun melalui pembelian produk-produk turunan seperti reksadana atau unit-linked, mempunyai potensi risiko mengalami kerugian. Nah, untuk meminimalisir potensi kerugian tersebut, kiranya anda perlu melakukan:

Pertama, jika anda akan melakukan investasi di pasar modal dan atau pasar uang, anda wajib mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari semua pihak. Informasi dari pihak penjual produk investasi (misalnya bank atau lembaga keuangan) perlu dikumpulkan dan dimengerti.

Kedua, jangan menggunakan informasi tersebut menjadi satu-satunya info untuk mengambil keputusan. Gali sebanyak-banyaknya informasi dari berbagai pihak, terutama pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan yang sama dengan anda sebagai investor.

Ketiga, pelajari dan pahami mekanisme bekerjanya produk investasi itu. Lakukan konfirmasi terhadap apa yang anda pahami dengan pihak penjual produk. Jangan sampai terjadi perbedaan pandangan atas mekanisme produk tersebut.

Keempat, setelah anda memahami mekanisme bekerjanya suatu produk investasi, anda wajib memikirkan segala bentuk potensi risiko yang dapat terjadi.

Kelima, buat berbagai macam skenario jalannya ekonomi yang berpotensi mempengaruhi hasil akhir dari produk investasi tersebut (untung atau rugi).

Singkat kata: jadilah investor yang cerewet, kritis dan pintar. Jangan melakukan investasi hanya karena ikut-ikutan orang lain atau diajak teman atau saudara.

Semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya......

Tuesday 13 April 2010

Apa bedanya Reksadana dan Danareksa ?

Suatu ketika, ada teman datang ke meja kerja saya dan mengajak diskusi mengenai investasi. Dia banyak bicara mengenai buku2 investasi yang dia sudah baca.

Pada saat dia cerita banyak mengenai isi buku2 investasi, ada satu hal menarik yang saya tangkap dari beberapa penggalan omongannya dia, yaitu dia beberapa kali bicara “....saya kepingin investasi di danareksa yang ditawarkan oleh salah satu bank pemerintah...”.

Penggalan lainnya “....menurut kamu, baiknya saya ngambil danareksa yang mana ya?...”.

Pada saat mendengar itu sebenarnya saya pingin ketawa ngakak...wakakakaka... Namun pada saat yang sama, saya ingat bahwa saya pernah mengalaminya sendiri. Saya pernah kebolak-balik menggunakan istilah danareksa dan reksadana....hehehe..

Setelah dia menyelesaikan ceritanya, saya ingin mengetahui apakah teman saya itu hanya salah ucap atau memang belum mengetahui tentang perbedaan antara danareksa dengan reksadana.

Saya tanya dia “... lo tahu gak bedanya danareksa dan reksadana?”.

Teman saya jawab “eh...emang ada beda ya?... reksadana dengan danareksa ya..?”.

Ternyata dia memang masih bingung tentang 2 istilah tersebut.
Memang banyak orang gampang salah mengambil kata tersebut karena antara reksadana dan danareksa kelihatannya sama, cuma dibolak-balik ada antara reksa dan dana.

Sebenarnya 2 istilah itu memang 2 hal yang berbeda namun punya keterkaitan satu sama lainnya.

Menurut Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha yang menulis buku Reksadana Solusi Perencanaan Invetasi di Era Modern, yang dimaksud Reksadana adalah wadah sekaligus wahana atau kendaraan investasi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi seperti saham, obligasi dan bahkan juga berinvestasi ke dalam deposito (halaman xxiii).



Sedangkan Danareksa adalah sebuah lembaga keuangan bukan bank yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia yang bergerak dalam bidang manajemen investasi. Salah satu bisnis dari Danareksa ini adalah sebagai manajer investasi yang mengelola dan menjual berbagai macam reksadana.



Jadi setelah anda membaca artikel ini, setidaknya anda sudah mengenal sedikit mengenai beda antara reksadana dan danareksa. Semisal ada teman atau rekan kerja anda ngobrol masalah investasi, coba perhatikan apakah teman anda tersebut sudah menggunakan kata reksadana dan danareksa dengan tepat.... hehehehe..

Baca Selengkapnya......

Sunday 11 April 2010

Belajar menulis

Sebenarnya saya paling tidak suka menulis, tapi beberapa bulan terakhir ini dari sisi pekerjaan sehari-hari, saya dituntut untuk banyak menulis. Rasanya memang berat untuk menulis. Jujur saja, saya mengacungkan jempol dan apresiasi tinggi buat penulis buku, artikel di koran atau majalah, atau penulis di blog yang bisa menghasilkan tulisan yang mengalir enak untuk dibaca.

Photobucket

Bulan lalu, saya sempat mengikuti kursus menulis selama 2 hari di Bandung. Di kursus itu, saya banyak menimba ilmu dari beberapa penulis fiksi dan penulis artikel yang bisa mengirimkan artikelnya ke koran ternama.


Satu pernyataan tentang menulis yang sampai sekarang melekat di benak saya adalah menulis itu sama dengan bercerita. Di salah satu sesi kursus itu diperlihatkan bagaimana salah satu peserta disuruh maju untuk bercerita secara lisan mengenai kota Bandung. Ternyata dia dapat bercerita dengan lancar sampai 20 menit tanpa jeda. Namun pada saat peserta tersebut disuruh menuangkan cerita tadi ke dalam bentuk tulisan, ternyata peserta tersebut membutuhkan waktu lebih dari 2 jam untuk menulis. Ya memang menulis membutuhkan latihan, latihan dan latihan.

Kembali ke tulisan di pekerjaan saya tadi, beberapa kali saya sempat mengalami stres berat ketika batas waktu semakin mendekat namun tulisan saya belum selesai juga. Rasanya kok ada sesuatu yang menghalangi aliran informasi dari otak ke keyboard komputer ataupun ke secarik kertas.

Pernah ada teman kantor yang menyarankan saya mencari suasana yang berbeda bila mengalami kebuntuan saat menulis. Ya mungkin saran tadi bagus untuk dicoba, tapi apa iya hal itu bisa saya lakukan kalau saya sudah ada di kantor? Apalagi kota Jakarta muacetnya pol. Apa bisa cari tempat yang enak di sekitar Jakarta untuk menulis? Kok kayaknya gak ada ya? Pernah saya coba pas istirahat makan siang, saya makan siang di café di sebuah mal dekat kantor. Boro2 mau nulis, lha ramenya minta ampun. Berisik banget.

Dua minggu lalu, bos saya bilang “Lo kalau mau bisa nulis bagus, coba deh bikin blog dan elo nulis apa aja di blog itu.. mau bagus atau jelek gak apa-apa. Yang penting elo nulis dulu.” Saya jadi ingat bahwa saya pernah bikin blog mengenai personal finance.. ya, blog ini yang bernama Kelola Dana, tapi sudah lama banget tidak saya update. Dari omongan bos saya itu, saya mulai mencoba menulis di blog ini. Mudah-mudahan saja semangat latihan menulis ini tidak meredup lagi…hehehe..

Untuk dapat meningkatkan ilmu menulis ini, saya mohon kepada bapak, ibu, mbak, mas, adik yang sempat mampir di blog ini… tolong dong share pengalaman anda latihan menulis… terima kasih banyak sebelumnya.
Baca Selengkapnya......

Saturday 10 April 2010

Bagaimana menentukan jumlah sumbangan untuk undangan pesta kawinan?

Pada akhir minggu ini saya mendapat undangan kawinan dari teman kantor yang lebih junior. Terus terang saya bingung untuk menentukan jumlah uang yang nantinya saya sumbangkan ke kawinan tersebut. Eh lagi asik menulis artikel ini, tiba-tiba ada undangan kawinan lagi yang diantar pos. Tambah bingung nih.




Kenapa bingung?

Secara tidak tertulis sudah ada persepsi yang berkembang dan diterima di masyarakat, khususnya di kawasan perkotaan, bahwa undangan kawinan sebenarnya sama saja dengan undangan untuk menyumbang. Oke ini bisa saya terima, namun bagaimana dengan menentukan jumlah uang sumbangannya? Nyumbang sedikit ntar dinilai pelit, tapi kalau nyumbang banyak kok kayaknya sayang ya buang uang aja.

Saya pernah minta pendapat kepada beberapa teman tentang hal ini, kebanyakan mereka gak mau ambil pusing dan ada yang bilang tabu lah ngomongin sumbangan. Mungkin bagi sebagian dari anda juga, hal ini merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan, tapi saya akan coba angkat hal yang sedikit tabu ini sedikit ke permukaan. Setidaknya saya juga butuh komentar atau masukan dari anda tentang pengalaman dan persepsi anda.

Disini akan saya coba buka beberapa parameter yang mungkin bisa dijadikan patokan untuk menentukan besaran jumlah uang sumbangan untuk kawinan.



Saya sudah coba googling masalah ini dan ketemu ini. Ternyata mereka juga pada bingung. Oke deh daripada bingung, saya coba buka diskusi.

Bingung karena dalam hal jumlah uang sumbangan kawinan ini kita bicara masalah persepsi.

Kalau gak mau bingung ya kita harus cuek dengan persepsi. Misalnya semua undangan kawinan kita sumbang Rp100 ribu, tidak membedakan siapa yang mengundang, acaranya kawinannya mewah atau sederhana dan lain sebagainya. Dahulu, saya pernah menggunakan cara ini dan ternyata tidak ada dampak sosial kepada saya atau keluarga saya. Mungkin saja sih, salah satu atau beberapa dari pasangan yang menikah atau keluarganya membicarakan saya yang nyumbang hanya Rp100 ribu. Tapi saya cuek aja lah. Kalau mereka kecewa dengan jumlah sumbangan saya ya salahnya mereka sendiri memainkan persepsi lebih tinggi dari saya.

Tapi dengan berjalannya umur, tingkat karir dan status sosial, ternyata saya sekarang ini sulit untuk kembali cuek. Pikiran saya mulai dihinggapi pikiran2 yang berhubungan dengan persepsi tadi. Misalnya “masa si boss nyumbangnya cuman segini sih…, pelit amat!!” atau “wah gak balik modal nih….” Kalau yang ini mungkin anggapan orang tua yang sudah merogoh kocek utk ngongkosin pesta kawinan anaknya.
Dalam benak saya ada pemikiran sebagai berikut: ada beberapa parameter dari pihak yang mengundang dan yang diundang mungkin bisa digunakan untuk menentukan jumlah uang sumbangan, yaitu: yang mengundang (kedekatan kekerabatan dengan yang diundang, kedekatan dalam hubungan pekerjaan dengan yang diundang, status sosial, mewah tidaknya acara kawinan), yang diundang (status sosial dan juga kondisi keuangan). Mungkin masih ada parameter lain, namun saya hanya membatasi parameter tersebut. Kalau parameternya lebih banyak, malah jadi bingung lagi.

Nah tahap berikutnya tinggal kita menerapkan sejumlah uang sumbangan (tarif) untuk setiap parameter. Semisal saya menggunakan dasar jumlah sumbangan Rp100 ribu sebagari tarif dasar, maka setiap parameter “yang mengundang” masuk dalam persepsi positif saya akan saya tambahkan Rp100 ribu untuk tiap parameter.
Jadi kalau yang mengundang dekat dg saya akan saya tambahkan Rp100 ribu. Kalau tidak begitu dekat ya saya tambahkan Rp50 ribu. Untuk status sosial, ini juga parameter positif Rp 100 ribu dan kalau pestanya mewah saya tambahkan Rp100 ribu lagi. Total saya akan menyumbang kawinan maksimal sebesar Rp300 ribu. Untuk parameter yang diundang merupakan parameter untuk konfirmasi. Misalnya status sosial yang diundang (dalam hal ini saya) misalnya lebih rendah dari yang mengundang, maka saya tidak akan melakukan penambahan atau pengurangan jumlah sumbangan. Namun kalau status sosial yang mengundang justru dibawah saya, maka akan saya tambahkan Rp100ribu. Untuk parameter kondisi keuangan, bila kondisi keuangan saya baik maka saya bisa saja saya menambahkan jumlah sumbangan atau tidak merubah jumlah sumbangan. Namun kalau kondisi keuangan saya sedang tidak baik maka parameter ini saya gunakan sebagai pengurang jumlah sumbangan, misalnya saya kurangkan Rp100 ribu.

Mungkin pandangan saya ini tidak lazim, tapi setidaknya pandangan saya bisa dijadikan pijakan untuk membantu saya sendiri untuk menentukan jumlah sumbangan kawinan. Bagaimana pengalaman dan cara anda?

Baca Selengkapnya......

Peringatan

Sebenarnya saya mau menulis judul berupa DISCLAIMER, tapi kayaknya lebih baik menggunakan kata dari bahasa Indonesia. Saya coba cari padanan kata Disclaimer adalah sangkalan atau penolakan. Kok kayaknya gak cocok juga ya. Ya coba memakai kata peringatan. Mudah2an tidak salah ya.

Pertama, kalau anda ingin kaya raya secara instan atau cepat, ya anda salah besar kalau cari ilmu itu di blog Kelola Dana ini. Blog ini tidak akan mengajarkan atau berbagi ilmu mengenai cara cepat menjadi kaya raya... Cepat kaya sebenarnya hanya ilusi saja. Saya sendiri tidak kepingin cari tahu bagaimana bisa cepat kaya raya... hehehe. Kenapa? Karena saya lebih menikmati semua proses untuk menuju ke kondisi yang lebih baik atau lebih kaya.

Kedua, semisal anda sudah baca satu atau banyak artikel di blog ini terus anda menerapkannya dan kemudian anda jadi tambah kaya ya syukur... tapi kalau anda mengalami kerugian materi atau non-materi..ya mohon maaf. Mungkin ada yang salah dalam intepretasi saya atau juga intepretasi anda dalam memahami sebuah ilmu, selain itu ada berbagai macam faktor risiko yang sulit dikendalikan oleh kita.

KEGIATAN PENGELOLAAN DANA DAN INVESTASI MENGANDUNG RISIKO-RISIKO YANG DAPAT MENGAKIBATKAN KERUGIAN MATERI DAN NON-MATERI. TULISAN DI BLOG INI DITUJUKAN HANYA UNTUK EDUKASI DAN INFORMASI. KERUGIAN MATERI DAN NON-MATERI YANG MUNGKIN TIMBUL DARI KEGIATAN INVESTASI SETELAH MENERAPKAN INFORMASI DARI BLOG INI ADALAH TANGGUNG JAWAB PENUH PEMBACA BLOG ATAU ANDA SENDIRI.

DENGAN TELAH MEMASUKI DAN MEMBACA BLOG KELOLA DANA, ANDA SETUJU BAHWA SAYA/PENGELOLA BLOG KELOLA DANA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS SEGALA BENTUK KERUGIAN YANG KEMUNGKINAN TIMBUL AKIBAT DARI MEMBACA ARTIKEL/PENDAPAT SAYA DI BLOG KELOLA DANA. PEMBACA BLOG SETUJU BAHWA TIDAK AKAN MELAKUKAN SEGALA BENTUK UPAYA HUKUM BILA MENGALAMI KERUGIAN MATERI DAN NON MATERI ATAS INVESTASI DAN PENGELOLAAN DANA BERDASARKAN INFORMASI DARI BLOG KELOLA DANA.


Terima kasih atas perhatian anda.




Baca Selengkapnya......

Siapa saya ?

Banyak teman saya memanggil saya Aji.

Terus terang saya bukan seorang ahli perencanaan keuangan seperti Pak Safir Senduk atau Ibu Ligwina Hananto atau ahli-ahli ilmu keuangan lainnya. Saya hanya orang biasa saja yang kebetulan mempunyai sedikit pengalaman di bidang pasar keuangan dan mempunyai passion untuk belajar dan berbagi mengenai berbagai hal yang berhubungan erat dengan perencanaan keuangan dan investasi. Saya yakin ilmu pasar keuangan yang saya miliki dapat dikombinasikan dengan ilmu pengelolaan keuangan pribadi sehingga ilmu pengelolaan keuangan pribadi menjadi lebih komplit.

Keinginan saya membuat blog ini sih sederhana saja, yaitu belajar dan berbagi ilmu mengenai pengelolaan keuangan pribadi ke semua orang yang ingin belajar bersama. Jika banyak orang tahu bagaimana mengelola keuangan pribadi secara benar, saya yakin masa depan orang tersebut akan jauh lebih baik. Dan yang lebih penting tidak perlu korupsi untuk bisa hidup lebih dari cukup.


Kalau anda tidak keberatan, saya ingin cerita sedikit tentang perjalanan pengalaman menimba ilmu di sekolah dan di pekerjaan sebagai berikut : saya dilahirkan di sebuah kota di Jawa Tengah dan sempat belajar di sebuah kota yang nyaman di sebelah selatan Jawa. Setelah menamatkan pendidikan sarjana, saya beruntung diterima di sebuah perusahaan pembiayaan keuangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pihak asing. Terus terang saya tidak betah kerja di lembaga asing tersebut. Lagi-lagi saya merasa beruntung dapat diterima di sebuah lembaga yang lebih besar dan keren, namun lagi-lagi lembaga tersebut bergerak di bidang keuangan. Tampaknya perjalanan hidup saya tidak bisa jauh-jauh dari bidang keuangan. Di lembaga keuangan terakhir itu, saya diberi pelatihan untuk menjadi dealer di pasar FOREX (Foreign Exchange) dan Surat-surat Berharga Internasional, seperti US Treasury, Japanese Bond dan lain sebagainya. Setelah bekerja menjadi dealer selama 7 tahun, saya kembali beruntung diberi kesempatan untuk belajar setingkat S2 di negara Inggris. Tadinya saya mau belajar yang tidak ada hubungannya dengan uang, namun apa boleh dikata, ternyata saya diharuskan belajar mengenai investasi.... oalah.. kok ya belajar tentang uang lagi..uang lagi....

Ternyata kuliah S2 di Inggris susahnya minta ampun... Sudah bahasa inggris saya pas-pasan, eh banyak dosen yang kalau mengajar menggunakan bahasa inggris ningrat.... yang saya enggak ngerti babar blas... Alhasil saya harus pasang strategi untuk bisa bertahan dan berhasil. Alhamdulillah, berkat dorongan sang istri tercinta dan kerja keras, saya bisa lulus dan menggondol gelar MSc. Saya sendiri sampai sekarang ini masih merasa surprise kok ya bisa lulus ...hehehehe.

Habis pulang dari Inggris, saya ditugaskan di kantor perwakilan lembaga keuangan tersebut yang berada di kota New York, USA. Saya dipercaya untuk mengelola sejumlah dana yang cukup besar. Syukur saya bisa mengelola dengan baik sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang besarnya jauh melebihi target. Selama saya di New York, saya banyak belajar mengenai bagaimana “memutar” uang, termasuk didalamnya saya banyak belajar mengenai saham dan obligasi. Dari pengalaman di New York ini saya dapat memahami bagaimana orang kaya akan semakin tambah kaya dan ternyata ekonomi dunia yang berjalan dengan fondasi ekonomi pasar akan cenderung untuk mengalami ketidakseimbangan yang lebih disebabkan oleh faktor fear & greed.

Setelah ditempatkan di NY selama 3,5 tahun, saya balik lagi ke Jakarta dan sampai sekarang diberi tugas yang lebih banyak berhubungan dengan moneter dan manajemen nilai tukar.

Kayaknya saya terlalu panjang bercerita ya? Mudah2an anda gak jadi bosan. Oke deh, sekian dulu cerita tentang saya.

Akhir kata, saya mengharapkan bahwa semoga blog Kelola Dana ini dapat memberikan manfaat bagi anda. Mudah2an anda juga mau bagi-bagi cerita dan ilmunya ya… silahkan mengirimkan via email atau memberikan komentar anda.

Salam,
aji



Baca Selengkapnya......

Mengenai Blog Kelola Dana

Kelola Dana adalah sebuah blog yang berisi kumpulan tulisan-tulisan saya mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan keuangan pribadi/keluarga. Hubungan tersebut bisa berhubungan langsung atau tidak langsung dengan mengelola dana. Bisa juga sama sekali tidak berhubungan...hehehe. Sebenarnya tujuan saya menulis ini untuk menunjang pembelajaran saya sendiri terhadap ilmu keuangan pribadi/keluarga yang saya sadari sangat penting buat masa depan keluarga saya. Selain itu, saya menulis untuk eksplorasi bagaimana mengkombinasikan ilmu keuangan/investasi yang saya dapatkan dari pekerjaan dengan ilmu keluangan pribadi/keluarga. Kalaupun anda merasa tulisan ini dapat membantu anda, saya akan merasa bersyukur.

Tulisan-tulisan tersebut dapat berasal dari pengamatan dan analisa saya secara pribadi, hasil diskusi dengan teman, dan atau hasil membaca dari berbagai sumber informasi, misalnya dari buku, tulisan blog lain, majalah dan lain sebagainya.
Saya sebenarnya bukan penulis handal yang bisa membuat tulisan dengan baik. Meskipun demikian, tulisan-tulisan di Blog ini akan saya upayakan mudah dipahami oleh anda semua... Mudah-mudahan, dengan berjalannya waktu, kemampuan menulis saya juga bisa meningkat dan dapat menghasilkan tulisan yang lebih baik.

Tujuan Blog Kelola Dana
Masih banyak orang di sekeliling kita (termasuk saya sendiri yang masih harus banyak belajar) yang belum mengetahui mengenai bagaimana caranya mengelola keuangan pribadi/keluarga secara baik. Blog Kelola Dana ini bertujuan untuk saling berbagi informasi mengenai cara mengelola keuangan pribadi/keluarga. Dengan saling berbagi informasi tersebut, mudah-mudahan semakin banyak orang melek ilmu keuangan dan dapat hidup lebih baik. Untuk itu, anda sebagai pembaca juga diharapkan berkenan memberikan komentar berupa sharing masalah yg pernah dihadapi atau tips lainnya.

Oh ya, karena saya punya hobi fotografi, maka ijinkan saya menyisipkan foto-foto saya di blog ini. Meskipun foto2 tersebut mungkin tidak ada hubungannya dengan isi tulisan, mudah2an bisa menambah abstraksi blog ini….hehehe..





Baca Selengkapnya......
Related Posts with Thumbnails