Monday 10 August 2009

Hore... dapat uang baru Rp2.000 ( = Inflasi ?)

Pagi tadi ada sms masuk ke hp bilang “Lo mau nuker duwit baru gak?”
Wah saya langsung antusias menjawab sms teman tadi. Sekitar jam 10 siang, kami meluncur ke gedung Bank Indonesia di seputaran Thamrin/Budi Kemuliaan.
“Maaf pak, kami mau nuker duit baru dimana ya?” tanya kami ke Satpam yang jaga di gerbang masuk. “Oh mau nuker uang ya?, coba mobilnya parkir disana terus cari gedung C”, begitu penjelasannya. Walah gedungnya banyak banget ya..? Kalau nuker duit di gedung C, pasti ada gedung A, B, D, E dan sebagainya... weleh-weleh.


Setelah parkir mobil, kami langsung menuju ke sebuah gedung yang tidak jauh dari parkiran tersebut. Dari banyaknya orang-orang lalu-lalang membawa uang bergepok-gepok, kami langsung bisa menebak pasti di gedung itulah kita bisa menukar uang.
Memasuki gedung C tersebut, bau uang baru langsung menusuk hidung. Banyak orang antri secara teratur. Setelah mendaftar nomor antrian, tidak lama kemudian langsung diundang ke counter untuk penukaran.
Srat-sret, srat-sret, petugas menghitung uang 50 ribuan lusuh kami, kemudian buk-buk-buk... “Ini pak, semuanya uang Rp2000 baru. Apa mau dihitung lagi.. silahkan kalau mau dihitung akan kami tunggu...” kata petugas dengan ramah”.
Walah bagaimana saya mau menghitung uang bergepok-gepok gitu? Ahh percaya aja lah... “Tidak perlu mas... kami percaya kok, terima kasih banyak ya mas”.
Bukan mau pamer lho, tapi saya hanya sekedar mau memberitahu bahwa mulai hari ini Bank Indonesia mengedarkan uang baru pecahan Rp 2000,-.

Inilah uang baru tersebut :

Photobucket

Buat saya yang tiap hari harus membeli tiket kereta Rp8.000 atau harus bayar ojek sekitar Rp7.000, uang baru ini sangat membantu. Saya sudah geli dan jijik jika mendapat uang kembalian atau harus membayar dengan uang pecahan Rp1.000 yang kebanyakan sudah kumal. Terima kasih Bank Indonesia.

Photobucket

Dalam perjalanan kembali dari gedung Bank Indonesia yang megah tersebut, teman saya membuka pembicaraan dengan memberi peringatan bahwa uang Rp2.000 ini sebenarnya merupakan gambaran nyata bahwa hidup kita ini digerogoti oleh inflasi.
Dalam hati saya meng-iya-kan peringatan teman saya itu. “Kenapa BI menerbitkan uang baru dengan pecahan Rp2.000,-?, kenapa pecahan Rp1.000 itu saja yang diperbaharui desain dan warnanya..?” demikian pertanyaan teman saya itu.
Bener sih. Dengan uang Rp2.000 yang baru, sadar atau tidak sadar dan cepat atau lambat kita akan terbiasa dengan nominal 2000 sebagai pecahan terkecil yang mudah dibawa kemana-mana. Jadi kalau sebelumnya kita bayar “pak Ogah” di perempatan jalan cukup dengan Rp1.000, sebentar lagi kita akan dengan “rela” membayar dengan pecahan Rp2.000 itu. Krupuk akan naik dari Rp1.000 menjadi Rp1.000. Wuih...

2 comments:

nothing said...

kenapa bikin uang kertas 2000 rupiah?? ini yang belum terjawab..
pecahan yang nanggung
harusnya kan pecahan yang paling kecil dan itu seribu rupiah, trus tengahnya lima ribu dan seterusnya
bukan awalnya 2000 rupiah
kebijakan yang aneh [menurutku]

Kelola Dana said...

Kenapa ya? Saya hanya bisa menduga ada faktor pertimbangan inflasi dan kepraktisan saja pak. Uang seribuan masih dipertahankan oleh BI. Terima kasih sudah mampir mas.
Salam.
Aji

Related Posts with Thumbnails