Sunday 30 August 2009

Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Beberapa hari yang lalu, sewaktu ada acara kumpul-kumpul di kota Bandung, ada seorang teman yang bercerita bahwa dia telah menyiapkan dana pendidikan anak-anaknya dengan mengikuti program tabungan pendidikan di sebuah bank.

“Gue udah sedikit legaan karena sudah mikirin masa depan anak saya dengan ikutan program tabungan pendidikan itu” kata teman saya itu.

“Wah sayang anak ya…” balas saya.

“Iya Ji, gue terus terang ngeri lihat biaya pendidikan yang semakin mahal dan suatu saat nanti, mau tidak mau, rela tidak rela, kita akan butuh duit segede itu juga khan….” kata teman itu.

Diskusi dengan teman saya tersebut cukup menarik untuk saya ungkapkan di blog ini, mengingat pengalaman teman tersebut di atas sangat bertolak belakang dengan pengalaman teman lain yang sempat datang ke kantor saya beberapa minggu sebelumnya, untuk meminjam uang guna membayar uang masuk sekolah anaknya yang akan mendaftar ke Sekolah Menengah Pertama.


Hidup ini sebenarnya hanyalah kumpulan dari pilihan-pilihan. Manusia diberi keleluasaan untuk memilih pilihan-pilihan hidup tadi.

Demikian juga dalam hal perencanaan keuangan keluarga. Kalau kita mau memilih hidup relatif lebih enak nantinya, ya mulai dari sejak awal kita harus mempersiapkannya. Termasuk didalamnya mempersiapkan dana pendidikan anak.

Kalau nggak mau mikir sekarang ya ntar aja kalau anak anda mau sekolah baru anda pikirin duitnya dari mana… hehehe.. gampang khan.

Seperti teman saya yang akan pinjam uang untuk sekolah anaknya. Tadinya dia mau pinjam dari bank, pinjaman KTA (Kredit Tanpa Agunan), tapi ditolak karena ternyata saldo hutangnya sudah bejibun. Saya juga dengan berat hati terpaksa menolak karena saya melihat tingginya risiko duit saya tidak akan kembali …. Hiks sedih deh.

Kenapa kita harus capek-capek atau repot menyiapkan dana pendidikan sih?

Ya karena pendidikan itu muahal banget.

Kalau sekolah itu murah seperti harga cabe merah…hehehe, ya enggak perlu dipusingkanlah.

Coba deh anda datang di sebuah pameran pendidikan, entah itu dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan Universitas, dijamin anda akan disodori angka-angka puluhan atau bahkan ratusan juta.

Kenapa sekolah mahal? Walah ini sih enggak usah dibahas lagi lah…
Ya iyalah sekolah yang kualitasnya baik membutuhkan sarana sekolah yang lengkap, ada perpustakaan yang buku-bukunya lengkap, laboratorium bahasa, kimia, fisika dan lain-lain lah, belum buat bayar gaji guru yang berkualitas. Semuanya itu butuh duit yang jumlahnya besar alias mahal.

Memang ada beberapa sekolah yang biayanya super muahal… kalau yang ini sih sudah melibatkan unsur bisnis, keuntungan dan kelihaian sekolah membentuk persepsi kualitasnya di mata konsumen.

Sekolah juga bisa murah dan gratis kok. Ya ini kalau anda bicara sekolah negeri atau sekolah swasta yang operasionalnya dibiayai atau disubsidi oleh pemerintah atau lembaga-lembaga donor.

Ya tinggal pilihan anda sih, mau sekolah yang gratis atau yang harus bayar. Tapi umumnya, bisa dikatakan sekolah itu harus bayar dan biasanya biayanya cukup mahal. Setuju khan?

Nah sekarang kita balik ke topik diskusi saya dengan teman saya yang telah mengikuti tabungan pendidikan. Dia banyak tanya yang saya juga bingung menjawabnya.

Misalnya, gue nabungnya cuman satu juta perak sebulan, cukup gak sih? Tabungan pendidikan itu periodenya sekitar 3 tahun, sementara anak gue sebentar lagi mau SMP, gimana nih? Tabungan pendidikan itu aman gak sih? Tabungan pendidikan itu main di saham nggak? Dan sebagainya.

Terus terang saya juga bingung kok bisa ya teman tadi udah ngaku ikut tabungan pendidikan tapi nggak ngerti yang dia lakukan… capek deh.

Tabungan pendidikan itu biasanya sih seperti menabung biasa di bank, namun disertai features berupa automatic debet, periode tabungan telah ditentukan, kalau tabungan macet di tengah jalan ya biasanya ada penalti berupa rendahnya bunga tabungan dan sebagainya. Sebagai pemanis, biasanya ditambahin asuransi gratis dan sebagainya…

Pada saat anda ingin mengikuti program tabungan atau asuransi atau investasi, banyak-banyaklah bertanya. Jangan sampai anda sudah ikut sebuah program tabungan atau investasi tapi anda sama sekali nggak tahu mekanisme berjalannya produk tersebut. Kalau anda bertanya kepada petugas sebuah bank/broker/manajer investasi, petugas tersebut tidak bisa jawab, ekskalasi pertanyaan anda ke manajernya, jika tidak bisa jawab juga, ya anda coba tanya langsung ke kantor pusat yang jualan produk tadi. Kalau jawabannya tidak memuaskan anda, ya jangan ikutan program mereka. Gampang khan.

Sebelum anda mengikuti program tabungan atau asuransi pendidikan atau program apa saja yang berhubungan dengan mempersiapkan dana pendidikan, ada baiknya anda melakukan perhitungan yang akan membantu anda menentukan jumlah dana yang harus disiapkan dan bagaimana caranya mencapai dana tersebut.

Saya akan coba jelaskan buat anda …… Semoga bermanfaat.

Biaya Uang Masuk Sekolah

Sebagai contoh, sebut saja teman saya tersebut namanya Is mempunyai anak yang saat ini berumur 8 tahun dan bersekolah di kelas 3 SD.

Is bilang dia ingin anaknya disekolahi di SMP “ABC” dimana biaya masuk saat ini sebesar Rp 8 juta, selanjutnya anaknya akan disekolahkan di SMA “Top Banget” dengan uang masuk sebesar Rp 14 juta, dan akan masuk Perguruan Tinggi “Universitas Pokoknya Mahal” dengan uang masuk sebesar Rp 30 juta.

Asumsi tingkat inflasi di sektor pendidikan sekitar 20% per tahun.

Pengaruh Inflasi

Perhitungan pengaruh inflasi ke dalam proyeksi biaya adalah dengan melakukan perhitungan compounding secara tahunan.

Dengan mempertimbangkan umur anak saat ini kelas 3 SD (8 tahun), maka masih ada waktu sekitar 3 tahun dimana anak akan siap masuk tingkat SMP. Biaya masuk SMP diperkirakan akan menjadi Rp 13.824.000.

Selanjutnya, waktu yang tersedia hingga anak siap masuk ke SMA adalah sekitar 6 tahun. Biaya masuk SMA diperkirakan akan menjadi Rp 41.803.776.

Waktu yang tersedia hingga anak akan masuk perguruan tinggi adalah sekitar 9 tahun dari sekarang. Biaya masuk perguruan tinggi yang saat ini berkisar Rp 30 juta, 9 tahun mendatang akan menjadi sekitar Rp 154.793.411



Meskipun angka-angka yang muncul kelihatannya “mengerikan”, namun dengan menerapkan strategi investasi yang tepat kiranya target angka tersebut pasti dicapai di masa mendatang.

Bagaimana caranya?

“Menabung Secara Bulanan”

Patokan pertama dan yang paling penting adalah mencari angka Rupiah yang wajib anda tabung tiap bulannya (semisal diambil dari gaji bulanan). Konsep menabung yang dimaksudkan adalah menabung di bank dengan asumsi mendapatkan bunga/imbalan sebesar 0%.

Kenapa kok menggunakan asumsi bunga 0%? Jumlah atau angka tabungan 0% inilah yang menjadi high call dari konsep menyiapkan dana pendidikan untuk anak ini.

Bila kita telah memasukkan angka untuk bunga bank atau yield obligasi atau return dari investasi lainnya, maka jumlah tabungan bulanan tersebut akan menurun. Semakin besar bunga atau return dari investasi, akan semakin sedikit jumlah uang yang harus kita tabung secara bulanan.

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk mencapai jumlah dana untuk uang masuk SMP, SMA dan Perguruan Tinggi secara sekaligus, selama 3 tahun pertama cukup menabung sebesar Rp2.397.880 tiap bulannya. Setelah itu, dari tahun ke-empat hingga ke-enam cukup menabung sebesar Rp 2.013.880 per bulan. Selanjutnya sebesar Rp 1.433.272 per bulan hingga tahun ke-sembilan.

“Investasi Sekaligus”

Menabung secara bulanan memang memerlukan disiplin yang cukup tinggi. Nah bagaimana kalau anda merasa tidak bisa atau belum bisa disiplin menabung secara teratur tiap bulan?

Ada dua cara untuk mengatasi hal tersebut, pertama dengan memerintahkan bank anda untuk melakukan auto-debet dari rekening gaji ke rekening khusus tabungan pendidikan anak.
Yang kedua adalah dengan melakukan investasi sekaligus.

Apa itu?

Konsep investasi sekaligus adalah menghitung jumlah dana yang harus disisihkan saat ini untuk mencapai target jumlah dana tertentu di masa mendatang (annually compounded). Dalam hal ini ada asumsi tingkat bunga atau return dari investasi atas kegiatan ini. Untuk jangka 3, 6 dan 9 tahun, saya menggunakan asumsi tingkat pengembalian investasi masing-masing sebesar 7%, 10% dan 15%.

Berdasarkan perhitungan, untuk menutup biaya masuk SMP sebesar Rp 13,8 juta, dapat dicapai dengan menginvestasikan dana sebesar Rp 11,3 juta selama 3 tahun pada instrumen tabungan/deposito atau investasi lainnya yang dapat memberikan tingkat pengembalian rata-rata sebesar 7% per tahun.

Untuk biaya masuk SMA sebesar Rp 41,8 juta, dapat dicapai dengan menginvestasikan dana sebesar Rp 23,6 juta selama 6 tahun pada instrumen investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian rata-rata sebesar 10% per tahun.

Selanjutnya untuk biaya masuk Perguruan Tinggi sebesar Rp 154,8 juta, dapat dicapai dengan menginvestasikan dana sebesar Rp 44 juta selama 9 tahun pada instrumen investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian rata-rata sebesar 15% per tahun.

Dengan menggunakan cara ini, pada awalnya anda harus menyisihkan total dana sejumlah Rp 78,9 juta.

“Investasi Bulanan”

Cara lain yang lebih efisien adalah melakukan investasi secara bulanan pada instrumen investasi yang mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal sesuai dengan periode investasi.

Semisal tingkat pengembalian investasi tersebut adalah 7% untuk periode 3 tahun, 10% untuk periode 6 tahun dan 15% untuk 9 tahun. Dari perhitungan diketahui bahwa untuk mencapai jumlah dana untuk uang masuk SMP cukup berinvestasi bulanan sebesar Rp 344.197 selama 3 tahun pada investasi dengan tingkat pengembalian 7% per tahun.

Untuk uang masuk SMA, perlu investasi bulanan sebesar Rp 422.563 selama 6 tahun pada investasi dengan tingkat pengembalian 10% per tahun.

Untuk uang masuk Perguruan Tinggi, perlu investasi bulanan sebesar Rp 676.403 selama 9 tahun pada investasi dengan tingkat pengembalian 15% per tahun.

Pada prakteknya, jumlah investasi bulanan yang relatif kecil tersebut agak sulit untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup optimal. Perlu strategi investasi yang tepat untuk melaksanakan cara investasi bulanan ini.

Hal ini akan saya bahas dalam postingan terpisah.

Melindungi Rencana Anda Dari Risiko

Hidup penuh dengan risiko, entah itu risiko sakit, kecelakaan, kematian, dan sebagainya. Risiko-risiko tersebut bila terjadi suatu ketika nanti akan berdampak pada terganggunya atau bahkan terhentinya tabungan/investasi bulanan anda untuk menyiapkan dana pendidikan putra-putri anda tercinta. Bagaimana sebaiknya kita mengantisipasi hal tersebut?

Salah satu cara adalah dengan membeli asuransi. Saya bukan ahli asuransi… yang banyak saya dengar adalah lebih baik membeli asuransi murni atau sering disebut term-life. Bukan asuransi yang dicampur aduk dengan investasi (link-link).

Asuransi murni dapat dianalogikan seperti asuransi mobil. Bila memang dalam periode asuransi, tidak terjadi kematian atau kecelakaan, maka asuransi tersebut akan hangus.

Kenapa asuransi jenis ini yang dibahas?

Jenis asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi adalah sangat beragam. Jenis asuransi term-life merupakan jenis asuransi dasar, tanpa dilakukan penambahan ini-itu yang ujung-ujungnya akan menambah premi yang harus dibayar.

Term-life insurance bisa dikatakan asuransi termurah dengan tujuan yang paling jelas. Jika anda tertarik membeli term-life insurance, ada baiknya dilakukan pembandingan biaya preminya dari beberapa perusahaan asuransi dan dari beberapa skala produk asuransi yg berbeda, sehingga anda mendapatkan gambaran biaya premi yang lebih jelas.

Berapa Uang Pertanggungannya?

Berikut tabel perhitungan UP untuk tiap tahun sesuai tahapan sekolah anak.

Pada tahun pertama hingga tahun ketiga, jika terjadi sesuatu hal maka UP asuransi sebesar Rp 287,7 juta dapat didepositokan pada tingkat bunga 10% per tahun sehingga dapat untuk menutup tabungan bulanan sebesar Rp 2,4 juta (belum memperhitungkan pajak atas bunga).

Untuk periode selanjutnya, jumlah UP akan berkurang seiring menurunnya jumlah tabungan bulanan.



Tabel Tabungan Bulanan

Dalam implementasinya, diperlukan tabel tabungan bulanan dalam bentuk cashflow yang sangat bermanfaat sebagai alat kontrol target bulanan dan tahunan.

Sebagai contoh, semisal anda telah melakukan kegiatan menabung secara bulanan hingga bulan ke 6. Menurut tabel tersebut pada bulan ke enam setidaknya uang yang telah terkumpul berjumlah Rp 14.387.281,94. Jika ternyata dalam buku tabungan anda atau hasil marking-to-market saham anda berjumlah Rp 14.000.000,-, maka anda tinggal menambahkan kekurangannya sebesar Rp 387.282. Demikian seterusnya hingga tujuan keuangan anda berupa penyiapan dana pendidikan anak tercapai dengan baik.

Tahun Bulan Tabungan Pembayaran Sekolah Jumlah Tabungan
2010 1 Rp2,397,880.32 Rp2,397,880.32
2010 2 Rp2,397,880.32 Rp4,795,760.65
2010 3 Rp2,397,880.32 Rp7,193,640.97
2010 4 Rp2,397,880.32 Rp9,591,521.30
2010 5 Rp2,397,880.32 Rp11,989,401.62
2010 6 Rp2,397,880.32 Rp14,387,281.94
2010 7 Rp2,397,880.32 Rp16,785,162.27
2010 8 Rp2,397,880.32 Rp19,183,042.59
2010 9 Rp2,397,880.32 Rp21,580,922.92
2010 10 Rp2,397,880.32 Rp23,978,803.24
2010 11 Rp2,397,880.32 Rp26,376,683.56
2010 12 Rp2,397,880.32 Rp28,774,563.89
2011 13 Rp2,397,880.32 Rp31,172,444.21
2011 14 Rp2,397,880.32 Rp33,570,324.54
2011 15 Rp2,397,880.32 Rp35,968,204.86
2011 16 Rp2,397,880.32 Rp38,366,085.19
2011 17 Rp2,397,880.32 Rp40,763,965.51
2011 18 Rp2,397,880.32 Rp43,161,845.83
2011 19 Rp2,397,880.32 Rp45,559,726.16
2011 20 Rp2,397,880.32 Rp47,957,606.48
2011 21 Rp2,397,880.32 Rp50,355,486.81
2011 22 Rp2,397,880.32 Rp52,753,367.13
2011 23 Rp2,397,880.32 Rp55,151,247.45
2011 24 Rp2,397,880.32 Rp57,549,127.78
2012 25 Rp2,397,880.32 Rp59,947,008.10
2012 26 Rp2,397,880.32 Rp62,344,888.43
2012 27 Rp2,397,880.32 Rp64,742,768.75
2012 28 Rp2,397,880.32 Rp67,140,649.07
2012 29 Rp2,397,880.32 Rp69,538,529.40
2012 30 Rp2,397,880.32 Rp71,936,409.72
2012 31 Rp2,397,880.32 Rp74,334,290.05
2012 32 Rp2,397,880.32 Rp76,732,170.37
2012 33 Rp2,397,880.32 Rp79,130,050.69
2012 34 Rp2,397,880.32 Rp81,527,931.02
2012 35 Rp2,397,880.32 Rp83,925,811.34
2012 36 Rp2,397,880.32 Rp13,824,000.00 Rp72,499,691.67
2013 37 Rp2,013,880.32 Rp74,513,571.99
2013 38 Rp2,013,880.32 Rp76,527,452.31
2013 39 Rp2,013,880.32 Rp78,541,332.64
2013 40 Rp2,013,880.32 Rp80,555,212.96
2013 41 Rp2,013,880.32 Rp82,569,093.29
2013 42 Rp2,013,880.32 Rp84,582,973.61
2013 43 Rp2,013,880.32 Rp86,596,853.94
2013 44 Rp2,013,880.32 Rp88,610,734.26
2013 45 Rp2,013,880.32 Rp90,624,614.58
2013 46 Rp2,013,880.32 Rp92,638,494.91
2013 47 Rp2,013,880.32 Rp94,652,375.23
2013 48 Rp2,013,880.32 Rp96,666,255.56
2014 49 Rp2,013,880.32 Rp98,680,135.88
2014 50 Rp2,013,880.32 Rp100,694,016.20
2014 51 Rp2,013,880.32 Rp102,707,896.53
2014 52 Rp2,013,880.32 Rp104,721,776.85
2014 53 Rp2,013,880.32 Rp106,735,657.18
2014 54 Rp2,013,880.32 Rp108,749,537.50
2014 55 Rp2,013,880.32 Rp110,763,417.82
2014 56 Rp2,013,880.32 Rp112,777,298.15
2014 57 Rp2,013,880.32 Rp114,791,178.47
2014 58 Rp2,013,880.32 Rp116,805,058.80
2014 59 Rp2,013,880.32 Rp118,818,939.12
2014 60 Rp2,013,880.32 Rp120,832,819.44
2015 61 Rp2,013,880.32 Rp122,846,699.77
2015 62 Rp2,013,880.32 Rp124,860,580.09
2015 63 Rp2,013,880.32 Rp126,874,460.42
2015 64 Rp2,013,880.32 Rp128,888,340.74
2015 65 Rp2,013,880.32 Rp130,902,221.06
2015 66 Rp2,013,880.32 Rp132,916,101.39
2015 67 Rp2,013,880.32 Rp134,929,981.71
2015 68 Rp2,013,880.32 Rp136,943,862.04
2015 69 Rp2,013,880.32 Rp138,957,742.36
2015 70 Rp2,013,880.32 Rp140,971,622.69
2015 71 Rp2,013,880.32 Rp142,985,503.01
2015 72 Rp2,013,880.32 Rp41,803,776.00 Rp103,195,607.33
2016 73 Rp1,433,272.32 Rp104,628,879.66
2016 74 Rp1,433,272.32 Rp106,062,151.98
2016 75 Rp1,433,272.32 Rp107,495,424.31
2016 76 Rp1,433,272.32 Rp108,928,696.63
2016 77 Rp1,433,272.32 Rp110,361,968.95
2016 78 Rp1,433,272.32 Rp111,795,241.28
2016 79 Rp1,433,272.32 Rp113,228,513.60
2016 80 Rp1,433,272.32 Rp114,661,785.93
2016 81 Rp1,433,272.32 Rp116,095,058.25
2016 82 Rp1,433,272.32 Rp117,528,330.57
2016 83 Rp1,433,272.32 Rp118,961,602.90
2016 84 Rp1,433,272.32 Rp120,394,875.22
2017 85 Rp1,433,272.32 Rp121,828,147.55
2017 86 Rp1,433,272.32 Rp123,261,419.87
2017 87 Rp1,433,272.32 Rp124,694,692.19
2017 88 Rp1,433,272.32 Rp126,127,964.52
2017 89 Rp1,433,272.32 Rp127,561,236.84
2017 90 Rp1,433,272.32 Rp128,994,509.17
2017 91 Rp1,433,272.32 Rp130,427,781.49
2017 92 Rp1,433,272.32 Rp131,861,053.81
2017 93 Rp1,433,272.32 Rp133,294,326.14
2017 94 Rp1,433,272.32 Rp134,727,598.46
2017 95 Rp1,433,272.32 Rp136,160,870.79
2017 96 Rp1,433,272.32 Rp137,594,143.11
2018 97 Rp1,433,272.32 Rp139,027,415.44
2018 98 Rp1,433,272.32 Rp140,460,687.76
2018 99 Rp1,433,272.32 Rp141,893,960.08
2018 100 Rp1,433,272.32 Rp143,327,232.41
2018 101 Rp1,433,272.32 Rp144,760,504.73
2018 102 Rp1,433,272.32 Rp146,193,777.06
2018 103 Rp1,433,272.32 Rp147,627,049.38
2018 104 Rp1,433,272.32 Rp149,060,321.70
2018 105 Rp1,433,272.32 Rp150,493,594.03
2018 106 Rp1,433,272.32 Rp151,926,866.35
2018 107 Rp1,433,272.32 Rp153,360,138.68
2018 108 Rp1,433,272.32 Rp154,793,410.56 Rp0.44

Maaf kalau ada yang kurang tepat dan semoga dapat bermanfaat.

Jika anda tertarik mengenai hal ini namun mengalami kesulitan dalam menghitung, silahkan kontak saya melalui email keloladana(at)gmail(dot)com. Saya akan coba bantu anda.

Biayanya berapa?

Teman saya pernah mencoba konsultasi ke 2 orang konsultan/perencana keuangan yang memang sudah top.

Fee konsultansi mereka sudah cukup tinggi, mencapai Rp2-5 juta. Ya mereka memang profesional, artinya mereka mencari uang dari konsultansi perencanaan keuangan.
Bagaimana dengan saya?

Saya ingin seperti mereka, namun saya belum punya nama sih… Ya sudah dengan saya cukup dengan Fee Sukarela.

Kalau anda mau bayar saya ya syukur, kalau tidak ya nggak apa-apa..hehehe.
Meskipun gratis, hasil pekerjaan saya tidak ngasal lho. Berani diadu dengan yang profesional.

Salam.

4 comments:

marsudiyanto said...

Wah, hitungannya teliti sekali Mas...
Makasih telah mampir ke blog saya

M Mursyid PW said...

Ilmu kelola budget-nya OK juga.
Salam!!!

Embun said...

Lha kalau uang masuk sekolahnya dibayari/disubsidi pemerintah 100% gimana donk?? 'Hanya berandai'

Aji said...

@Pak Marsudiyanto, terima kasih pak atas kunjungannya. Mudah2an dapat memberi manfaat.

@Pak Mursyid Terima kasih, salam juga pak.

@Pak Embun, Itu yang ideal pak, semua orang mendambakan sekolah yang bagus dan gratis...hehehe Salam kenal.

Related Posts with Thumbnails