Wednesday 9 September 2009

Strategi Investasi Persiapan Dana Pendidikan Anak

Sebelumnya saya sudah posting disini bagaimana menghitung berapa dana Rupiah yang harus kita tabung per bulannya supaya bisa menutup biaya uang masuk sekolah anak.

Nah di postingan ini, saya mau cerita satu alternatif strategi investasi yang bisa digunakan untuk menjadikan uang kita “bekerja keras” sehingga diharapkan kita bisa mencapai tujuan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan yang direncanakan sebelumnya.

Strategi ini mempunyai risiko yang perlu anda pelajari sebelum melakukannya. Risiko terbesar adalah berkurangnya dana tabungan anda karena turunnya harga saham dan atau menurunnya harga obligasi dan anda melakukan penjualan obligasi sebelum jatuh tempo.
Selain risiko yang bersifat negatif tersebut di atas, anda juga harus menyadari bahwa investasi mengandung risiko positif yang besar pula. Karena harga saham yang anda beli naik harganya berkali-kali lipat, maka uang anda di saham bertambah berkali-kali lipat juga sehingga anda menjadi tambah kaya-raya.

Berani ?


Di postingan sebelumnya, saya sampaikan 3 alternatif cara mengumpulkan uang untuk menyiapkan dana pendidikan anak.

Pertama, menabung secara bulanan. Menabung bulanan ini menggunakan asumsi tidak ada bunga atau kupon atau keuntungan sama sekali dari uang tabungan kita itu. Ya bisa dianalogikan dengan menyimpan uang di bawah kasur…hehehe..

Kedua, investasi sekaligus. Sebenarnya cara ini yang paling enak, sayang tidak semua orang bisa langsung punya duit banyak pada satu waktu.

Ketiga, investasi secara bulanan. Cara ini seperti cara yang pertama, namun telah mengasumsikan adanya bunga atau penerimaan dari penempatan uang kita di sebuah instrumen investasi (saham, deposito, valas, emas, atau obligasi).

Nah cara yang menurut saya paling konservatif untuk dilakukan adalah campuran dari cara pertama dan ketiga.

Caranya adalah menabung Rupiah secara bulanan sejumlah Rp xxx dari hasil perhitungan menabung bulanan, selanjutnya kalau dananya sudah mencapai jumlah-jumlah tertentu maka akan dilakukan kegiatan investasi yang paling optimal.

Lebih jelasnya akan saya gunakan tabel-tabel sebagai berikut :











Kalau anda perhatikan baik-baik, pada kolom tabungan, ada tiga seri jumlah yang berbeda, yaitu Rp 2.397.88,32 dari bulan 1 tahun 2009 hingga bulan 36 tahun 2012, Rp 2.013.880,32 dari bulan 37 tahun 2013 hingga bulan 72 tahun 2015, Rp 1.433.272,32 dari bulan 73 tahun 2016 hingga bulan 108 tahun 2018. Setoran per bulan akan semakin mengecil.

Nah dari tabel tersebut di atas, saya simulasikan satu strategi yang bisa dilakukan secara mudah, yaitu locked-in, investasi saham dan investasi di ORI.

Strategi ini mengasumsikan bahwa kondisi perekonomian akan semakin membaik dan tingkat bunga akan cenderung menurun atau setidaknya tidak mengalami kenaikan.

Dari bulan 1 sampai dengan bulan ke 6, tabungan akan terkumpul sejumlah Rp 14,38 juta. Jumlah ini sudah bisa menutup biaya uang muka sekolah untuk SMP sebesar Rp 13,8juta. Jumlah tabungan ini harus disisihkan ke tempat yang aman, misalnya kedalam deposito atau reksadana pasar uang.

Selanjutnya, jumlah uang yang akan terkumpul dari bulan 6 hingga 11 akan sebesar Rp 11,9 juta. Uang ini akan diinvestasikan ke dalam saham. Kenapa? Karena dengan jumlah tersebut, anda sudah bisa buka rekening saham di salah satu broker saham. Mudah2an pada saat itu, masih banyak saham bagus (blue chip) dengan harga yang terjangkau. Misalnya, harga saham Unilever per hari ini Rp 10.900, maka kalau beli 2 lot akan membutuhkan uang sejumlah Rp 10.900.000,-. Uang anda cuman sisa Rp 1 juta… hehehe.. lumayan lah bisa beli 2 lot UNVR. Kalau harga-harga saham blue-chips sudah mahal, ya beli saham yang di second atau third liner saja.

Setelah investasi di saham, bagaimana selanjutnya?

Saya usul masuk ke Obligasi Ritel Indonesia atau biasa disebut ORI. Tabungan dari bulan 12 hingga 19, yaitu sejumlah Rp 19 jutaan, sebaiknya diinvestasikan ke ORI yang akan menggantikan ORI3 yang akan jatuh tempo pada pertengahan tahun 2011. ORI yang akan dibeli mempunyai jangka waktu maturity tidak lebih dari 7 tahun. Karena anda hanya punya waktu senggang sekitar 7 tahun sebelum harus membayar biaya uang muka Universitas.

Strategi selanjutnya hampir sama, yaitu masuk ke ORI yang akan menggantikan ORI4 (sebesar Rp 36 juta) dan ORI5 (sebesar Rp 18,8 juta).

Pada bulan ke 65 sampai dengan bulan ke 108, anda dapat bebas memainkan tabungan anda tersebut. Bisa ke tabungan biasa atau deposito yang aman atau mencoba trading saham atau valas.

Dengan cara campuran seperti yang saya utarakan ini, mudah2an anda dapat mencapai target uang muka sekolah lebih cepat dari yang direncanakan. Atau dengan kalimat lain, waktunya bisa saja sama dengan yang direncanakan sebelumnya, namun jumlah uang yang didapatkan akan jauh lebih besar (tergantung bagaimana hasil investasi di saham dan obligasi).

Sekali lagi, strategi yang saya ungkapkan di atas hanya satu dari sekian alternatif strategi lainnya. Strategi tersebut sangat tergantung dari risk appetite anda, tingkat pemahaman anda terhadap sebuah instrumen investasi, time horizon investasi dan kondisi perkembangan perekonomian.

Semoga bermanfaat.


No comments:

Related Posts with Thumbnails